Gunungkidul (DIY), SURYAPOS.id – Upacara Piodalan ke-6 Sasih Karo digelar khidmat di Pura Segara Wukir Stana Kanjeng Ratu Kidul, Gebang, Kalurahan Kanigoro, Kapanewon Saptosari, Gunungkidul, Jumat (8/8/2025).
Ratusan umat Hindu dari berbagai daerah di Yogyakarta dan Pulau Dewata Bali, hadir mengikuti rangkaian ritual keagamaan yang menjadi bagian penting dari pelestarian warisan budaya dan spiritual umat Hindu.
Baca juga: Gelaran Jogja Fashion Week 2025
Pura Segara Wukir yang terletak di kawasan Pantai Ngobaran ini dikenal sebagai salah satu pusat spiritual umat Hindu di wilayah Selatan Yogyakarta. Lokasinya yang sakral sekaligus eksotis menjadikan pura ini ramai dikunjungi, terutama saat pelaksanaan Pujawali atau Piodalan.
Pembina Hindu Kanwil Kementerian Agama DIY, Didik Widya Putra, mengapresiasi dukungan pemerintah daerah yang secara konsisten memfasilitasi kegiatan-kegiatan keagamaan umat Hindu di Gunungkidul.
Baca juga: Dua Sepeda Motor Terlibat Kecelakaan di Simpang Empat Selang
Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan akses menuju kawasan Pura, mengingat jumlah pengunjung yang terus meningkat setiap tahunnya.
“Pura Segara Wukir telah menjadi tempat beribadah yang dikunjungi umat Hindu dari seluruh Nusantara. Oleh karena itu, kami berharap aksesibilitas menuju lokasi ini bisa terus ditingkatkan agar kegiatan keagamaan dapat berjalan lebih baik dan nyaman,” ujar Didik.
Baca juga: Pemotor Tewas di Bantul: Diduga Kurang Konsentrasi, Tabrak Truk dari Belakang
Kepala Kantor Kementerian Agama Gunungkidul, Mukotip, yang menegaskan bahwa Piodalan bukan hanya sebatas peringatan hari jadi pura, melainkan juga momentum mempererat hubungan antarsesama umat Hindu dan antarumat beragama.
“Kegiatan ini menjadi wujud rasa syukur atas berkah Tuhan Yang Maha Esa. Di sisi lain, ini juga sarana silaturahmi untuk memperkokoh kebersamaan, menjaga keseimbangan antara manusia dan lingkungan, serta mempererat kerukunan antara umat beragama dan pemerintah,” kata Mukotip.
Ia menambahkan bahwa umat Hindu memiliki peran strategis sebagai pelopor cinta lingkungan, selaras dengan nilai-nilai spiritual yang dijunjung tinggi dalam ajaran Hindu.
Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, dalam sambutannya menekankan pentingnya nilai-nilai Pujawali sebagai refleksi spiritual sekaligus bentuk pelestarian budaya luhur.
Baca juga: Warga Gunungkidul Tak Perlu Lagi Jauh ke Jogja, RS Mata dr. YAP Akan Bangun Klinik Utama di Semanu
“Upacara Piodalan ini bukan sekadar ritual tahunan. Ia adalah manifestasi rasa syukur dan bakti kita kepada Tuhan serta leluhur yang telah menjaga keberadaan pura ini. Melalui prosesi ini, kita diingatkan untuk tetap menjaga tradisi, memperkuat iman, serta hidup dalam kedamaian dan harmoni,” ujar Joko.
Ia juga mengajak seluruh umat untuk menjalankan setiap tahapan upacara dengan penuh khidmat agar makna spiritual dari Piodalan dapat meresap dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Pj Gubernur Agus Fatoni Lantik dan Kukuhkan Pejabat Administrator dan Pengawas di Pemprov Papua
“Kami berharap, peringatan ini membawa keteguhan iman, kedamaian, dan semangat untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah dan bangsa,” kata dia.
Upacara Piodalan ke-6 di Pura Segara Wukir tahun ini diwarnai dengan berbagai ritual suci seperti pujawali, sesajen, doa bersama, dan pementasan budaya, yang seluruhnya berjalan dalam suasana religius dan penuh kekhidmatan.