Air merupakan kebutuhan pokok yang diperlukan untuk menunjang keberlangsungan kehidupan bagi semua mahkluk hidup seperti, tumbuhan, binatang dan manusia memerlukan air guna tumbuh kembangnya, tanpa adanya air didalam pokok tumbuhan, badan binatang dan tubuh manusia, semua mahkluk hidup tersebut akan mengalami kematian.
Dengan sangat dominannya akan kebutuhan air untuk menunjang kehidupan bagi semua mahkluk hidup, maka dapat dimengerti bahwa pokok-pokok tumbuhan, binatang serta kelompok manusia banyak diketemukan hidup berdekatan dengan sumber air, baik yang berupa sumber air tanah, sungai, danau dan tepian laut, di wilayah-wilayah yang mempunyai banyak sumber air diketahui tumbuhan dapat hidup dengan subur, banyak diketemukan aneka ragam binatang, serta terdapat pula daerah hunian manusia.
Demikian pula dengan warga Pos Daya di lingkungan Dusun Sengkaling Desa Mulyoagung, mereka memerlukan air untuk menunjang kebutuhan hidup mereka sehari-hari, untuk memenuhi kebutuhan akan air, warga Pos Daya Dusun Sengkaling memperolehnya dengan cara diantaranya, melalui jaringan air bersih yang dikelola oleh Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM), sumber air tanah yang berupa sumur dan sumber mata air.
Pemenuhan kebutuhan air melalui PDAM tentu memerlukan pembiayaan rutin setiap bulannya, besaran pembiayaan tergantung dari jumlah pemakaian setiap bulannya, semakin besar volume pemakaian maka akan semakin besar pembiayaan yang harus dikeluarkan, cara yang kedua dengan membuat sumur yang memerlukan biaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan air PDAM, cara yang ketiga dengan memanfaatkan sumber air yang ada di tepian sungai, yang sama sekali tidak memerlukan pembiayaan, hanya dibutuhkan tenaga ekstra untuk pergi ke sumber air tersebut, bagi warga Pos Daya yang tempat tinggalnya tidak terjangkau oleh jaringan air bersih, maupun yang tidak memiliki sumur sendiri, alternatif memanfaatkan sumber mata air di tepian sungai, merupakan pilihan yang paling menguntungkan.
Di wilayah Dusun Sengkaling Desa Mulyoagung, khususnya di RT 01 dan RT 02, yang warganya merupakan kelompok Pos Daya Dahlia, sebagian besar warganya adalah pemakai sumber air di tepian sungai Brantas, yang pemanfaatan utamanya untuk mandi dan cuci, sumber air yang ada di tepian sungai Brantas di wilayah RT 01 dan RT 02 Dusun Sengkaling, dulunya terdapat sekitar 4 titik, namun dengan berubahnya kontur sungai yang drastis sejak 20 tahun terakhir, jumlah sumber air yang tersisa saat ini hanya satu saja.
Dengan pentingnya peran sumber air yang tinggal satu-satunya, warga Pos Daya Dahlia serta Universitas Negeri Malang merancang sebuah desain Springbox yang sesuai dengan kondisi sumber air yang ada, dan tujuannya adalah mengamankan sumber air dari kerusakan gerusan aliran sungai Brantas, dan juga untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pemakai, dengan adanya Springbox tersebut maka luruhan lumpur dan pasir akan mengendap dibawah Springbox, sehingga air yang dimanfaatkan oleh warga, merupakan air yang bersih dari lumpur dan pasir.
Springbox adalah istilah umum yang digunakan untuk sebuah disain bangunan yang fungsi utamanya adalah untuk menampung air sumber yang keluar dari permukaan tanah, bangunan Springbox mengamankan air sumber yang keluar dari muka tanah agar terkumpul dan terkendali alirannya sesuai pemakaian, bangunan Springbox didesain sesuai dengan tipologi sumber air, yaitu terkait dengan sumber air yang keluar dari dari permukaan tanah yang rata dan jenis sumber air yang keluar dari tebing.
Sedangkan sumber mata air yang ada di Dusun Sendangsari Desa Mulyoagung, adalah jenis sumber air yang keluar dari tebing, yang mengalir melalui celah-celah tanah keras yang mengikuti kecuraman lereng tebing, maka desain Springbox yang digunakan adalah desain untuk tampungan vertikal, yang mana air sumber yang keluar dari dinding lereng diatas Springbox dialirkan melalui pipa diatas dinding penahan, dan sebagian yang lain keluar sejajar atau berada di bawah dinding penahan, dialirkan menuju kolam endapan melalui overflow dinding penahan menuju kolam penampungan, yang juga berfungsi sebagai kolam endapan, air dialirkan melalui pipa distribusi sesuai dengan debit air.
Pada pelaksanaan kegiatan pembangunan Springbox telah pula dilibatkan masyarakat sekitar sebagai tenaga pelaksana, serta dilakukan koordinasi dengan pemangku kebijakan tingkat desa yakni, Kepala Desa serta monitoring dari Pegiat Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari dosen Prodi PTB jurusan Tehnik Sipil Universitas Negeri Malang, dan secara fisik bangunan Springbox telah selesai dikerjakan pada bulan Juli 2021, dan terbukti bangunan Springbox ini telah teruji kokohnya, meski telah diterjang banjir bandang yang melalui sungai Brantas pada hari Kamis (4/11) atau yang lebih dikenal dengan banjir bandang Kota Batu.