SELAMAT TAHUN BARU 2025

Refleksi Akhir Tahun

Sejak awal Desember, banyak orang, instansi atau lembaga, berbagai organisasi dan komunitas telah merencanakan kegiatan di malam pergantian tahun. Dari sekadar kumpul-kumpul, acara barbeque-an sampai menggelar panggung hiburan dan konser musik besar dengan tidak pernah lupa menyiapkan pesta kembang api yang spektakuler. Tidak salah memang euforia semacam itu jelang pergantian tahun. Sekadar melepas kepenatan, tertawa gembira sampai ada yang melaksanakan doa bersama.

Refleksi akhir tahun merupakan kesempatan untuk mengevaluasi kinerja dan memperbaiki diri.
Buat siapapun yang hidup berkecupan, berlimpah harta, atau setidaknya yang hidup di atas rata-rata, segala gelaran pesta bukanlah hal yang luar biasa. Tapi bagi yang sepanjang tahun bahkan sepanjang hidupnya berada di titik nadir, jangankan berpikir tentang malam pergantian tahun, setiap pergantian haripun selalu bergelut dalam kegetiran, penuh doa dan harapan, apakah hari esok masih mampu meraih berkat untuk melanjutkan hidup? Namun kembali lagi, momen pergantian tahun tetaplah harus penuh dengan suka cita. Terus meyakinkan diri, bahwa hari esok, tahun depan bahkan sampai titik kematian tiba, rezeki, kesehatan, dan segala kebaikan akan datang di waktu yang pantas.

Beberapa hal yang dapat kita lakukan saat melakukan refleksi akhir tahun, agar kita tidak tertindas oleh keadaan dan perubahan yang begitu ekstrim. Evaluasi tujuan hidup kita dan target yang telah tercapai dan belum tercapai. Penting melakukan muhasabah diri, menghitung bukan menghitung-hitung apalagi memperhitungkan untung rugi. Karena sebagai manusia, tujuan hidup kita adalah selalu melakukan kebaikan, saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran, bukan menilai atau menghukum atau menghakimi orang lain

Berikutnya mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri. Itu semua agar kita mampu merencanakan arah kehidupan kita ke depan, meski tetap harus percaya bahwa rencana Tuhan adalah yang terbaik, meski kadang berbeda dengan keinginan dan rencana kita.

Mengakui kesalahan dan kegagalan sebagai proses pembelajaran untuk menghindari kerasnya hati agar kita tidak jumawa, sombong dan lupa diri. Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang kita rencanakan. Jangan pernah putus asa, masih banyak manusia yang rendah hati tapi tinggi empati untuk selalu mendukung, membantu bahkan berbagi.

Jangan kerdilkan diri di hadapan siapapun, tapi jangan pernah juga membusungkan dada di hadapan siapapun. Insya Allah, dengan kekuatan diri dan kebersamaan yang hakiki, tahun depan harapan itu bisa menjadi kenyataan. Keberlimpahan, kesejahteraan, kesehatan yang optima dan kebahagiaan semoga akan terwujud di hari-hari mendatang.