Krisdayanti.
Jakarta suryapos.id Seketika kepolosan Krisdayanti saat di channel video Akbar Faisal, mengundang beragam respon, pemaparan sang diva yang tak ubahnya nyanyian politik itu, secara spontan mengungkap isi jeroan Parlemen dan para politisi kontrak penghuninya, termasuk bagaimana uang beredar yang formal dan non formal menyokong kerja-kerja legislasi, pengawasan Pemerintah dan menyuarakan aspirasi rakyat.
Meski samar-samar rakyat telah mengetahui status dan peran anggota DPR RI, celoteh artis cantik yang pernah menjadi diva musik Indonesia itu, semakin menegaskan betapa Parlemen itu berlimpah fasilitas, termasuk berhamburan uang rakyat yang menggaji politisi Senayan yang juga petugas partai politik, sebagai orang dalam, KD panggilan Krisdayanti yang berasal dari dapil Malang Jawa Timur, saat berdialog dengan Akbar Faisal terasa santai mengungkap sisi dalam dan pernak – pernik lembaga politik beserta perangai personalnya, KD seperti menjadi “insider” di sebuah perusahaan yang sedang membuat pengakuan membongkar kejahatan perusahaannya sendiri di hadapan publik.
Pelbagai previlage, kemudahan dan pelayanan prioritas yang dimiliki anggota DPR RI terlontar tanpa sensor, KD terlihat nyaman dan menikmati saat mengupas sisi under cover DPR RI, senyaman dan sesantai saat KD tampil di panggung konser musik.
Menariknya, KD begitu gamblang blejetin angka demi angka uang negara dalam Parlemen yang kantornya pernah diduduki ratusan ribu mahasiswa saat dianggap tak berfungsi sebelum pecah reformasi, nominal yang sangat besar dan menggiurkan untuk ukuran kerja politik seadanya yang dituntut hasil maksimal oleh rakyat, apalagi kemewahan anggota DPR RI itu seiring sejalan dengan kesengsaraan hidup rakyat jelata di tengah pandemi.
Bisa ditebak pro dan kontra menyeruak merespon pengakuan panas KD, sikap dan pandangan kontra sudah bisa dipastikan berasal dari kalangan atau kolega Parlemen sendiri dan parpol serta perpanjangan tangannya di Senayan, merasa seperti ketahuan belangnya, seperti merasa dibeberkan kenyataan-kenyataan minor yang sebenarnya, dari lembaga dan orang -orang yang diberi gelar terhormat dan mewakili rakyat.
Sementara disisi lain, respon positif datang dari publik atas penampilan dan argumentasi politik KD, cantik, cukup cerdas, kaya raya dan polos, membeberkan fakta seputar anggota DPR RI itu, kontan mendapat apresiasi dan dukungan masyarakat, KD seperti oase di gurun pasir, memberi kesejukan dan keteduhan ditengah gersangnya imej DPR RI selama ini.
Jika melihat dan mendengar langsung narasi gamblang KD soal anggota legislatif di tingkat pusat, ada beberapa pointers penting yang bisa menjadi ajang refleksi dan evaluasi kinerja punggawa DPR RI itu, berikut yang paling mendasar terkait fasilitas yang ada dan kinerja yang dihasilkan :
- Dengan gaji dan fasilitas yang cukup besar, peran anggota DPR RI dirasakan belum memuaskan, pencapaian kinerja masih dianggap jauh dari maksimal, baik dari produk legislasi yang dihasilkan, fungsi kontrol dan pengawasan Pemerintah terkait kebijakan politik dan anggaran, maupun pendampingan dan advokasi, penilaian itu sulit dibantah mengingat, sejauh ini banyak kasus yang berkorelasi dengan lemahnya kinerja anggota DPR RI, dari sekian banyak persoalan, sebut saja beberapa diantaranya, semisal UU HIP dan Minerba, DPR RI terkesan mengabaikan suara dan aspirasi rakyat, begitu juga yang aktual soal pandemi, selain kisruhnya soal UU Kesehatan termasuk soal karantina dan prokes, DPR RI bersama Pemerintah gagal menyelamatkan kepentingan rakyat, penanganan yang berlarut-larut hanya menimbulkan kemerosotan ekonomi, kekacauan politik dan korban nyawa rakyat.
- Anggota DPR RI bersama partai politiknya telah menjadi bagian dari oligarki yang dibangun dan bersumber dari borjuasi korporasi besar, mereka pada akhirnya menjadi “Patron klien” dari pemilik modal dan mafia yang selama ini menggunakan jubah pengusaha kakap, praktis keadaan itu membuat performance DPR RI jauh dari kata berkualitas dan memiliki integritas, bahkan dari sejak menjadi calon legislatif yang transaksional dan kapitalistik hingga kinerja yang asal-asalan dan suara-suara mereka yang mudah dibeli dan mengangkangi aspirasi rakyat.
- Kemandulan DPR RI ini, bukan semata menjadi indikator kegagalan fungsi dan peran institusi politik yang vital dan strategis tersebut, lebih dari itu telah terjadi pergeseran makna dan hakekat, bahwasanya menjadi anggota DPR RI dan jenjang dibawahnya buksn lagi sebagai tugas kenegaraan dalam mewakili dan mengemban amanat penderitaan rakyat, kini lembaga politik itu telah cenderung menjadi orientasi dan kumpulan orang-orang oportunis yang mengejar ekonomi dan status sosial, jabatan anggota DPR RI yang melekat pada dirinya, tak ubahnya seperti jabatan pada karir ekonomi dan profesi semata, kondisi yang demikian diperparah dan semakin hancur dengan perilaku maksiat seperti korupsi, kebohongan publik dan lain
Krisdayanti untuk sesaat telah mewakili suara rakyat, mengungkap pengkhianatan politisi pada rakyat, sebagai bagian dari kumpulan pelaku-pelaku politik dan pemangku kebijakan di Senayan, KD juga vulgar menyampaikan perselingkuhan aspirasi anggota Dewan yang terhormat.
Tetap cantik, bersuara indah dan polos untuk sang diva.
Penulis : Yusuf Blegur.
Pewarta : VND.
Editor : Budiyono.