Yogyakarta SURYAPOS – Social Movement Institute (SMI) kembali menggelar aksi Kamisan di perempatan Tugu Pal Putih Yogyakarta pada Kamis (18/11) dengan mengangkat tema, “23 tahun Tragedi Semanggi, Negara masih ingkar janji”, yang diikuti oleh sekitar 20 orang dengan membentangkan sejumlah spanduk dan poster berisi aspirasi mereka.
Menurut Meutia, Korlap aksi saat ditemui oleh SURYAPOS menyampaikan jika, sudah 23 tahun berlalu saat sejumlah mahasiswa berdemonstrasi dan dibubarkan oleh sejumlah aparat keamanan, sehingga terjadilah aksi kelam yang tercatat dalam sejarah, bagaimana penolakan atas RUU yang begitu keras disuarakan oleh mahasiswa, hingga mengakibatkan bentrokan berdarah.
“23 tahun sudah berlalu, peristiwa kelam yang membawa korban dalam Tragedi Semanggi, sampai dengan saat ini belum ada langkah maju penyelesaian“, ujar Meutia.
Aksi yang berlangsung sekitar 1 jam tersebut, terlihat beberapa poster tuntutan dari massa aksi yang tergabung dalam SMI diantaranya adalah, “Mengutuk segala bentuk permufakatan jahat”, Tugas mahasiswa adalah bersekutu dengan kaum tertindas dan bekerja untuk menghancurkan sistem yang kejam, dan “Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah pelecehan ajaran Tuhan“.
Terlihat juga massa aksi yang membawa sejumlah payung hitam, yang disimbolkan sebagai matinya demokrasi di Indonesia, serta sebagai ungkapan rasa duka yang mendalam atas penanganan kasus-kasus HAM, yang tidak ada penyelesaiannya hingga saat ini.