Gunungkidul (DIY), SURYAPOS.id – Ratusan warga Masyarakat Kalurahan Natah, Kapanewon Nglipar, Kabupaten Gunungkidul menggelar aksi demonstrasi menuntut turunnya Wahyudi dari jabatannya sebagai Lurah di Kalurahan Natah, Kapanewon Nglipar, Gunungkidul. Pada Senin (09/10/2023) pukul 11.00 WIB siang.
Dalam aksinya mereka menuntut Lurah Natah untuk lengser dari jabatannya, karena selama Lurah Wahyudi menjabat dalam tindakannya dianggap terlalu arogan. Disamping itu, dalam melaksanakan pembangunan diwilayahnya, Lurah Natah tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Pembangunan Belanja Daerah (RAPBD).
Dalam orasinya, Yitno selaku koordinator aksi demontrasi yang bertindak mewakili warga masyarakat, ia menilai terdapat masalah terkait dengan masalah pembangunan yang dituangkan dalam RAPBD.
Warga juga menuntut instansi terkait dalam hal ini Inspektorat Daerah untuk secepatnya melakukan audit terhadap seluruh pembangunan yang didanai dari Dana Desa diwilayah Kalurahan Natah. Mereka mengklaim, beberapa program pembangunan tidak dapat terlaksana dengan baik. Menurut mereka, Bamuskal yang seharusnya dalam setiap mengambil kebijakan pembangunan harus dilibatkan tidak pernah diajak berembuk.
Yitno juga menyebut, selama ini pamong Kalurahan Natah sebagian besar diisi oleh keluarga terdekat dari Lurah Natah sehingga menurut mereka aroma Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) masih sangat terasa dilingkup pemerintah Kalurahan. Dengan berbagai hal yang telah disampaikan tersebut, mereka menuntut agar Lurah Wahyudi untuk tidak melanjutkan jabatannya (mundur).
“Masyarakat mempunyai keinginan kepada Pak Lurah mundur dari jabatannya, selain itu pihak terkait kami harapkan untuk segera melakukan audit terhadap pembangunan yang berasal dari Dana Desa di Kalurahan Natah,” ucap Yitno.
Sementara itu ditempat terpisah Lurah Natah, Kapanewon Nglipar Wahyudi menampik terhadap tuduhan dari warga yang menyebutkan dirinya temperamen dan arogan terhadap warganya sendiri. Berkaitan dengan hal itu, Lurah Wahyudi meminta warga agar menunjukan bukti yang dituduhkan kepadanya terkait tuduhan arogansi tersebut.
Terkait dengan pembangunan diwilayahnya, Wahyudi mengaku bahwa secara umum sudah dilaksanakan sesuai prosedur dan tidak menyalahi aturan. Sedangkan dengan permintaan warga masyarakat yang menginginkan pihak terkait untuk melakukan Audit terhadap kinerjanya, dia mengatakan bahwa tanpa diminta pun pihak terkait dalam hal ini Inspektorat Daerah selalu melakukan pemeriksaan terhadap segala bentuk pembangunan diwilayahnya.
“Untuk tuduhan yang dianggap saya Arogan, saya menyanggah dan menolak. Sedangkan untuk pembangunan menurut saya selama ini saya laksanakan sudah sesuai dengan prosedur,” tandasnya.