Gunungkidul SURYAPOS – Tradisi rasulan atau bersih desa menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi masyarakat di Kabupaten Gunungkidul. Rasulan adalah salah satu bentuk tradisi perayaan pasca panen yang diselenggarakan oleh masyarakat di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tradisi ini di lakukan oleh masyarakat sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen hasil bumi sekaligus untuk bersih desa mengharap keselamatan dan menolak mara bahaya terhadap seluruh warga desa. Tradisi rasulan dapat di temui di hampir seluruh kalurahan di Kabupaten Gunungkidul.
Namun pada masa pandemi ini, situasinya sangat berbeda, walaupun ada perayaan tetapi di lakukan dengan sangat sederhana, tidak ada lagi hiburan, tidak ada gelak tawa keluarga atau teman yang datang ke rumah untuk merayakan rasulan.
Seperti yang di lakukan Padukuhan Gari, Kalurahan Gari, Kapanewon Wonosari,pada hari Senin Pahing (05/07/201) warga di sana biasanya setiap merayakan Rasulan mengadakan kenduri di Balai Padukuhan, namun sekarang diserahkan kepada masing-masing RT. Seperti yang dilakukan salah seorang warga RT 04, RW 12 Gari, Heru tiada tara, meski bukan petani, dia tetap mengikuti tradisi yang sudah diikuti turun temurun.
Dari pengamatan, upacara kenduri yang dilakukan di rumah Kadiman selaku ketua RT 04, kenduri dilakukan sederhana dan tak banyak warga yang hadir karena hanya sebagian RT 04.
Mereka mengikuti secara khusyuk kenduri yang dipimpin oleh salah satu pemuka agama Kalurahan Gari. Setelah doa dipanjatkan, panitia acara langsung membagikan makanan yang diletakkan dalam sarang. Bagi warga yang tidak datang pun diantarkan ke rumah. Makanan dalam sarang berisi nasi, lauk, sayur dan buah-buahan.
Dalam acara kenduri tersebut warga RT 04 tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan instruksi pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran virus covid-19.