
Terkait berapa persen kenaikan kunjungan wisata di tanah air di tengah Pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19), Sandi merespon, di tengah-tengah pandemi justru desa wisata ini menjadi pilihan.
“Ada kenaikan 30 persen berdasarkan big data yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Ini bisa menjadi suatu momentum kebangkitan kita bersama,” ungkapnya.
Sandi menegaskan, Kemenparekraf berkomitmen untuk memasukan desa wisata sebagai program unggulan.
Menurut dia, demokratisasi pariwisata bermakna memberikan dampak pariwisata yang berkeadilan.
“Karena desa wisata ini yang merasakan seluruh masyarakat langsung. Kunjungan setiap tahun di Desa Wisata Sembungan 250 ribu itu langsung berdampak kepada masyarakat di sini,” jelasnya.
Selanjutnya, Sandi menyampaikan, perpaduan antara destinasi wisata alam Telaga Cebong dan wisata budaya Potong Rambut Gimbal merupakan daya tarik yang fantastis. Untuk meningkatkan potensi wisata di desa tersebut, Kemenparekraf berkolaborasi dengan Astra.
“Saya ingin berikan tepuk tangan kepada Astra yang telah menjadikan ini Tunas Kampung Berseri Astra. Sebagai mitra kita untuk membangkitkan ekonomi, menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya,” ucapnya.
Puncak Sikunir merupakan destinasi ikonik yang menjadi unggulan. Objek wisata tersebut menawarkan keindahan pemandangan matahari terbit yang tiada duanya. Untuk dapat menikmati sunrise di sana, wisatawan dapat mengunjunginya pada musim kemarau di mana cuaca cenderung lebih cerah dan tak berkabut. Dalam perjalanan menuju puncak bukit, wisatawan akan disuguhkan pemandangan yang indah.
Salah satunya adalah pemandangan Telaga Cebong. Itu merupakan telaga yang terjadi dari bekas kawah purba, dulunya memiliki luas sekitar 18 ha, akan tetapi lama kelamaan mulai menyempit dan tersisa sekitar 12 Ha. Lokasi Telaga Cebong berada di sebelah barat Gunung Sikunir dengan bentuk menyerupai cebong atau berudu mungkin dari bentuk itulah akhirnya telaga ini diberi nama telaga cebong.
Kemudian, ada air Terjun Sikarim. Itu merupakan curug tertinggi yang ada di Pulau Jawa karena memiliki ketinggian sekitar 125 meter. Airnya mengalir melewati tebing batu yang sangat tinggi, terdapat beberapa aliran air di tebing tersebut. Air yang mengalir tersebut berasal dari Telaga Cebong.
Sementara soal potensi seni dan budaya, desa tersebut memiliki beragam tarian. Salah satunya, Tari Angguk. Tari tersebut merupakan hiburan atau pendukung untuk menyemarakkan perhelatan, pernikahan atau nadir (membayar janji). Lalu ada budaya Ruwatan Cukur Gimbal. Itu merupakan upacara pemotongan (cukur) rambut pada anak-anak berambut gimbal (gembel). Ritual ruwatan yang diadakan pada tanggal satu suro menurut kalender jawa ini bertujuan untuk membersihkan atau membebaskan anak-anak berambut gimbal dari sukerta atau sesuker (kesialan, kesedihan, atau malapetaka).
“Soal kuliner, wisatawan dapat berburu Carica, Terong Belanda, dan Purwaceng,” katanya.
Dapatkan info terkini : Dengan Bergabung Grup Telegram | Anda harus install Aplikasi Telegram di ponsel dulu
Anda juga bisa mengikuti pada FaceBook | Twitter | Instagram | suryaTVi