Gunungkidul (DIY), SURYAPOS.id – Kabupaten Gunungkidul memiliki pesona tersendiri dimana Kabupaten yang awalnya memiliki stigma sebagai Kabupaten yang tandus dan terbelakang kini menjadi kabupaten yang bertranformasi dengan obyek wisata yang memukau.
Gunungkidul menjadi satu-satunya kabupaten yang memiliki obyek wisata yang lengkap. Dari destinasi wisata pantai dengan panjang garis pantai sepanjang 27 kilometer, Gunungkidul juga memiliki Goa, Hutan, Sungai bahkan Gunungkidul juga memiliki sungai bawah tanah yang masih asri.
Tak hanya menawarkan destinasi wisata alam, Gunungkidul sebagai pemegang kesejatian keistimewaan Yogyakarta juga memiliki beragam budaya dan seni tradisi.
Gunungkidul juga terkenal dengan kuliner khasnya, baik dari olahan pertanian maupun makanan ekstrim seperti belalang goreng, sate bekicot sampai entung (larva ulat jati).
Untuk libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, data dari pemerintah Provinsi Yogyakarta diprediksi akan ada 9 juta wisatawan yang akan berkunjung ke provinsi Yogyakarta termasuk Kabupaten Gunungkidul.
Sementara itu dari data Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, untuk musim libur akhir tahun kali ini pihaknya memprediksi 101.853 pengunjung dengan prediksi pendapatan pariwisata dari retribusi sebesar 1 Milyar lebih.
Kendati demikian Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Oneng Windu Pradana menyebut masih banyak tantangan dinas Pariwisata Gunungkidul untuk memberikan fasilitas yang optimal bagi para wisatawan.
Dirinya mencatat sepanjang tahun 2024 ini tantangan utama adalah kualitas destinasi dan infrastruktur. Meskipun aksesibilitas ke destinasi wisata cukup baik, lebar jalan yang kurang memadai dan minimnya transportasi umum menjadi kendala utama.
Lebih lanjut, Windu menyampaikan, tantangan menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di tengah kunjungan wisatawan yang terus meningkat serta persaingan antar destinasi. Persaingan dengan destinasi lain di DIY cukup mempengaruhi pola kunjungan wisatawan.
“Ini bagian dari tantangan yang dihadapi meski Kabupaten Gunungkidul memiliki keunggulan unik berupa pantai, geopark, dan desa wisata,” kata Windu saat ditemui di Kantornya.
Dalam upaya mengatasi tantangan, Dinas Pariwisata Gunungkidul terus melakukan penguatan promosi dengan teknologi digital, seperti e-ticketing dan media promosi online, untuk memperluas jangkauan pasar wisata. Serta melibatkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dalam menjaga lingkungan dan menegakkan Sapta Pesona.
Untuk itu, Dispar Gunungkidul terus melakukan pengembangan destinasi seperti penambahan 4 desa wisata baru, menjadikan total 50 desa wisata ber-SK Bupati, perbaikan fasilitas di destinasi wisata, seperti terminal wisata Nglanggeran.
“Meski memiliki banyak tantangan, kita meraih Juara 1 Inovasi Kreatif dalam Pameran Nasional di Malang. Serta Geopark Night Specta masuk Kharisma Event Nusantara (KEN) dan terakhir Desa Wisata Watusigar meraih juara ke-3 lomba desa wisata tingkat DIY,” ungkapnya.
Dinas Pariwisata optimis menghadapi libur akhir tahun, jumlah kunjungan mencapai target dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Dengan kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta, Gunungkidul siap menjadi destinasi unggulan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Kami percaya tantangan ini adalah peluang untuk berinovasi. Dengan dukungan semua pihak, Gunungkidul akan terus menjadi destinasi favorit wisatawan,” tutup Windu.