Yogyakarta SURYAPOS – Sabtu(17/07) Bunga edelweiss pernah menjadi idiomatik sebagai bunga yang identik dengan suatu keabadian tertentu, karena setelah dipetik dari tangkainya akan terus berbentuk seperti saat dipetik, selanjutnya cuma akan berubah warna dari putih kehijauan lambat laun menguning dan kecoklatan.
Bunga yang hanya bisa tumbuh di gunung atau lembah dengan hawa dingin ini kini sudah cukup lama dibudidayakan petani dan menjadi bahan untuk home industri sebagai asesoris dekorasi, pendukung interior eksterior, pernik kerajinan dan lain sebagainya.
Laurelly adalah kios salah satu pegiat usaha bunga bunga kering hias untuk art decoration. Bertempat di Jln RE Martadinata Yogyakarta, Lala pemilik usaha tersebut mengaku menjalani usaha ini sudah dua tahun ini sejak awal pandemi Covid19 merebak dan menghentikan dia sebagai karyawan pada sebuah home decor karena bangkrut. Usaha yang dikelolanya sendiri itu dipromosikan lewat media sosial. “Kita melayani order lewat Instagram dari teman ke teman, saya belum bisa membuat akun lapak yang presentatif seperti di internet. Tapi alhamdulillah yang beli sudah ada dari mana mana, dari Aceh hingga Papua ada, juga ada yang minta dikirim ke Singapore dan Malaysia. Kalau mau beli atau pesan buka saja IG saya, Laurelly, order yang masuk akan langsung kami layani”,terang Lala.
Vena seorang konsumen yang memiliki toko lilin hias di Jln Godean Sleman saat di jumpai awak media SuryaPos sedang membeli bunga bunga kering di Laurelly. “Karena bentuknya cantik cantik dengan warna natural. Disini (Laurelly) bermacam bentuk ada, selain edelweiss ada laburus, springkel, cantel dan lain lain. Hari ini (17/7/21) saya membeli baby breath, akan digunakan untuk hiasan pendukung bucket kemasan lilin aroma terapi, jelas Vena.
Harga bunga kering yang unik dan apik itu dijual Lala dari harga 2500 hingga 30 ribu. Yang termahal edelweiss dalam ukuran seikat. Ada juga yang diberi warna dengan pewarna batik sesuai keinginan pasar. Edelweiss yang ada di kios kami ini dari hasil budidaya petani gunung Lawu, tidak bisa setiap saat kita dapatkan, karena tumbuhnya setahun sekali, hanya berkembang disaat musim kemarau, disaat musim hujan sedang berbenih, imbuhnya.
Bhayu, seorang mantan pendaki gunung yang sedang berada di Laurelly turut berkomentar, “saya dulu pernah menyatakan cinta pada cewek dengan memberinya bunga edelweiss, saya senang karena setelah itu kami lalu pacaran. Tapi pacaran kami akhirnya tak seabadi bunga edelweiss yang dia simpan”, kenang Bhayu sambil tersenyum simpul.