Semarang SURYAPOS-Driver ojek online (ojol) dari berbagai aplikator menggelar demo di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, pada Senin (7/03) sebagai bentuk protes terhadap kebijakan tarif murah yang ditetapkan oleh pihak aplikator, sehingga dampaknya sangat dirasakan oleh para driver ojol ditengah melambungnya harga kebutuhan pokok saat ini.
Menurut Ahmad (36) tahun, driver dari Gojek menuturkan pada SURYAPOS di lokasi aksi unjuk rasa, dirinya ikut hadir bersama dengan ratusan rekan-rekannya dengan sebuah harapan, agar pihak aplikator meninjau kembali kebijakan tarif murah yang hanya akan merugikan para driver ojol.
“Penurunan tarif dari Rp 7200 menjadi Rp 6400, untuk jarak tempuh 0 km s/d 4 km, merupakan sebuah persoalan serius, yang memerlukan campur tangan dari Pemerintah, agar dibuat sebuah regulasi yang mengaturnya, sehingga tidak ada perang tarif murah yang mengorbankan driver”, ujar Ahmad.
Sementara itu menurut Awan Pramono, Ketua Komunitas Orang Orang Aspal (O2A) menyampaikan jika, para driver minta pada para aplikator agar memperhatikan nasib dan kesejahteraan driver, mengingat para driver adalah ujung tombak dari perusahaan sehingga sudah selayaknya diperhatikan.
“Dibutuhkan sebuah payung hukum bagi driver untuk menjamin kepastian hukum, karena selama ini para driver hanya dianggap sebatas mitra, jika mendapati kesalahan driver sekecil apapun itu pasti dilakukan tindakan tegas, padahal driver adalah ujung tombak yang bekerja untuk aplikator, namun sayang untuk kesejahteraannya tidak pernah diberikan”, ujar Awan pada SURYAPOS, di sela-sela aksi.
Disisi lain, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Provinsi Jateng, Henggar Budi Anggoro menyampaikan jika, pada prinsipnya sejumlah tuntutan dari driver ojol ini sudah diterima oleh Sekda Provinsi Jateng, dan jajaran Dishub Provinsi Jateng diperintahkan untuk segera menindaklanjuti.
“Untuk itu, kami akan segera memanggil pihak aplikator agar tuntutan dari driver ojol tersebut segera tersampaikan”, Henggar.
Adanya aksi demo oleh para driver ojol ini, banyak dikeluhkan oleh para pengguna jasa, yang merasa sangat kesulitan saat hendak melakukan order sejumlah layanan.
“Saya tidak tahu jika ada demo driver ojol, saya kira handphone saya yang bermasalah ketika saya sedang order layanan ojek, hingga nyaris ketinggalan kereta api tadi”, ujar Syahroni (28) tahun, warga Tembelang yang ditemui oleh SURYAPOS.