Solo, SURYAPOS – Direktorat Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian Republik Indonesia mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk petani kopi penerima program dari Kementan dan pelaku bisnis Kopi ,di Hotel Kusuma Sahid,Solo, Jateng Rabu (20/10).
Bimbingan Teknis (BIMTEK) yang di ikuti oleh para petani kopi dan para pelaku bisnis kopi yang tergabung dalam kelompok tani Jenawi tersebut di hadiri Wakil DPR RI dari komisi 4 Luluk
Dalam sambutannya Luluk katakan Kopi merupakan tanaman perkebunan yang mempunyai peluang besar untuk dijadikan komoditas bisnis yang membuka berbagai peluang usaha serta bisa menciptakan lapangan pekerjaan Baru.
“Mulai dari pengadaan bibit , penanaman , unit produksi, branding sampai pada usaha mikro kecil menengah yaitu kedai kopi dan lainya yang berkaitan dengan komoditas kopi,” kata Luluk
Lebih lanjut Luluk dari pengamatan Karanganyar kini memiliki kedai kopi lebih dari 50 yang masing masing punya ciri khas sendiri sendiri dalam hal penyediaan jenis kopi maupun cara penyajian.
“Kami lihat udah banyak masyarakat karanganyar yang mengambil peluang usaha yang mengunakan komoditas kopi hasil panen dari para petani Karanganyar, ini gagasan yang sangat bagus ,”ungkap Luluk
Luluk, mengaku senang bisa berinteraksi langsung dengan para pelaku komoditas kopi baik dari petani kopi maupun dari pelaku bisnis kopi. Sebab, itu sudah menjadi komitmennya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat karanganyar, melalui kerjasama yang baik dan kuat di bidang komoditas kopi.
“Sekarang ini kita lakukan bimtek untuk petani kopi penerima program dari Kementan dan para pelaku bisnis usaha kopi Yang sama-sama kembangkan komoditas perkebunan kopi di Karanganyar. Kita ingin jadikan Karanganyar sebagai pusat komoditas kopi ,” jelas Luluk.
Sementara dari salah satu petani kopi ungkapkan untuk perkebunan kopi di Karanganyar bisa mengunakan sistem tumpang sari dengan tanaman lainnya .
“Tanaman kopi itu bisa di ikuti dengan tanaman pendamping lain seperti rempah rempah,jahe merah, kencur dan sebagainya ” ujar salah satu petani
kelompok tani Jenawi juga berharap pemerintah melakukan pendampingan yang serius kepada para petani kopi di Karanganyar sehingga apa yang diharapkan pada saat musim panen bisa benar benar mencukupi kebutuhan para petani kopi yang ada di Karanganyar.
” Tidak cukup dengan memberikan bimbingan saat tanam serta pendampingan pada saat menerima bantuan saja , tapi juga diperhatikan pada saat pasca panen , jangan sampai harga kopi panen di kuasai oleh para tengkulak sehingga petani ahkirnya tidak mendapatkan hasil seperti yang diharapkan “pungkasnya..