KAYU123
Sosial BudayaWisata

Dinas Kebudayaan Gunungkidul Inventarisasi Upacara Adat untuk Promosi Wisata

×

Dinas Kebudayaan Gunungkidul Inventarisasi Upacara Adat untuk Promosi Wisata

Sebarkan artikel ini
JIFFINA 2025

Gunungkidul (DIY), SURYAPOS.id – Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Gunungkidul terus melakukan inventarisasi terhadap budaya lokal yang masuk dalam kategori upacara adat.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul Chairul Agus Mantara mengatakan di Kabupaten Gunungkidul memiliki 2 upacara adat besar yaitu Rasulan dan Sadranan dan banyak upacara adat lainnya yang menjadi budaya lokal di Gunungkidul.

PASARKAYU

“Sadranan adalah 2 kategori besar upacara adat di Gunungkidul, yang pertama ‘Rasulan’ dan ‘Sadranan’,” kata Agus Mantara saat menghadiri prosesi upacara adat Sadranan di Padukuhan Klayar, Kalurahan Kedungpoh, Kapanewon Nglipar, Gunungkidul. Senin, (9/6/2025).

Baca juga: Rem Blong, Truk Muatan Ayam Potong Terbalik di Jalan Kaligesing-Nanggulan

Terkait dengan peran Dinas Kebudayaan Gunungkidul dalam mempromosikan budaya lokal, Agus Mantara mengatakan Dinas Kebudayaan telah menyusun kalender event kebudayaan yang ada di Gunungkidul sehingga nantinya banyak wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik dapat menyaksikan secara langsung budaya lokal tersebut.

“Tentu ini akan kita rean bersama antara temen-temen Kalurahan dan para pegiat budaya sehingga menjadi sebuah potensi yang harapan kami bagaimana setiap aktifitas budaya ini harus bisa mengerakkan aktifitas perekonomian masyarakat,” imbuh Agus Mantara.

Baca juga: Remaja 15 Tahun Diamankan Polisi karena Curi Ayam

“Kami sudah melakukan promosi budaya ke berbagai daerah termasuk kepada travel agent yang ada dan mereka siap untuk menghadirkan wisatawan ke Gunungkidul sepanjang kalender event itu bisa di susun dengan terencana, karena ini berkaitan dengan inteninari dari penyelenggara biro travel,” jelasnya.

Kendati demikian Agus juga mengatakan masih ada kendala dalam menyusun agenda kegiatan upacara-upacara adat yang ada di Gunungkidul, Agus mengungkapkan bahwa pelaksanaan upacara adat ini dilakukan penanggalannya tidak dengan penanggalan masehi namun penanggalan Jawa sehingga pihak Dinas akan mencari solusi bagi permasalahan ini.

Baca juga: Laka Lantas di Jalan KH. Agus Salim, Pengendara Motor Patah Tulang

“Kalo upacara adat yang besar sudah, ini sementara untuk upacara adat belum besar memang sementara kami motivasi untuk segera di pastikan pelaksanaannya. Memang yang menjadi kesulitan itu upacara adat kecil biasanya tidak menggunakan tanggal masehi, tapi dengan hitungan kejawen sehingga pelaksanaannya ini bisa maju dan bisa mundur sehingga ini menjadi PR kita untuk mendesain paling tidak ada waktu yang mendekati dari pelaksanaan upacara adat tersebut sehingga menjadi bahan materi untuk promosi kebudayaan yang ada di Gunungkidul,” tutupnya.

AYO PASANG IKLAN
JIFFINA 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

VENEERKAYU