Bantul Suryapos.id Bupati Bantul bersama Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul dan sejumlah abdi dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk melaksanakan kegiatan upacara adat budaya Jamasan Pusaka Pemerintah Kabupaten Bantul dan Pusaka Kapanewon tahun 2021 di halaman Rumah Dinas Bupati Bantul.kamis,(02/09).
Jamasan Pusaka , atau Siraman Pusaka , merupakan upacara adat budaya yang tiap tahun di laksanakan oleh Kabupaten Bantul siraman atau jamasan berarti memandikan atau membersihkan benda-benda pusaka, Kabupaten Bantul memiliki berbagai macam benda pusaka. Mulai dari tosan aji (senjata),benda -benda yang dianggap sebagai pusaka berdasarkan asal usul atau catatan dalam suatu sejarah.
Jamasan Pusaka merupakan suatu upacara adat budaya yang bersifat sakral. yang dilakukan tidak hanya persiapan fisik semata, namun persiapan secara rohani,
diawali dengan doa-doa yang dipanjatkan agar Jamasan Pusaka dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Ada satu pusaka yang menjadi kebanggaan Kabupaten Bantul adalah Pusaka tombak kyai Hangya Murni, pusaka yang merupakan pemberian dari Sri Sultan Hamengku Buwono X pada saat peringatan Hari Jadi Kabupaten Bantul ke-169. Sebagai Kabupaten yang bersih dan suci seperti pemaknaan Tombak Hangya Murni.
Pada kesempatan ini Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyampaikan, dengan memiliki Pusaka tombak kyai Hangya Murni tersebut,sesuai makna spiritual bersih dan suci,diharapkan Pemerintah Kabupaten Bantul akan menjadi Pemerintahan yang bersih dan suci sesuai semangat reformasi birokrasi Kabupaten Bantul yakni menghadirkan birokrasi yang bersih dan akuntabel.
"Kegiatan adat budaya Jamasan atau memandikan Pusaka memiliki dua aspek, teknis dan spiritual. Secara teknis bertujuan untuk merawat benda-benda peninggalan leluhur di sisi lain juga memberi makna pentingnya kita untuk senantiasa membersihkan jiwa kita dan juga dalam menjalankan pemerintahan, kita harus bersih, seperti makna yang dilambangkan oleh Kyai Hagya Murni," jelas Bupati Bantul.
lanjut Bupati Bantul makna bersih dan suci dari kyai Hagya Murni ini jadikan pedoman juga memotivasi untuk seluruh individu Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menyelenggarakan Pemerintahan di Kabupaten Bantul untuk senantiasa mengevaluasi diri serta membersihkan diri dari perilaku dan tindakan yang menyimpang dari tujuan Pemerintahan Kabupaten Bantul, "tegas Bupati Bantul.
Lebih lanjut , Bupati Bantul menjelaskan bahwa "Tombak Kyai Hagya Murni dipasang secara vertikal sebagai lambang hubungan manusia dengan Tuhan-Nya. Artinya, kesucian yang dimaksud adalah kesucian yang berdasar kepada keyakinan, kepercayaan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa," pungkas Bupati Bantul.(STE) Budaya