KAYU123
Sosial Budaya

Relokasi PKL Malioboro Sebuah Upaya Pemberdayaan Pedagang ?

×

Relokasi PKL Malioboro Sebuah Upaya Pemberdayaan Pedagang ?

Sebarkan artikel ini
JIFFINA 2025

Yogyakarta SURYAPOS – Rencana Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Provinsi DIY untuk menata kawasan icon wisata Yogyakarta, yakni Malioboro adalah upaya untuk menata sumbu filosofis, menjamin pemberdayaan pedagang dan memberikan kepastian pedagang untuk berusaha, demikian seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) DIY, Kadarmanta Baskara Aji.

Dalam pelaksanaannya nanti, para Pedagang Kaki Lima (PKL) Malioboro baik disisi barat maupun timur, akan direlokasi di eks bioskop Indra dan di shelter dekat Hotel Grand Ina pada Januari 2022 mendatang.

PASARKAYU

Beragam tanggapan datang terkait dengan rencana relokasi PKL Malioboro ini, menurut para pedagang, rencana yang digagas oleh Pemkot dan Pemprov dinilai sangat tergesa-gesa, tanpa didahului dengan sosialisasi kebijakan lebih dulu.

Saya diundang lewat telepon pada Kamis (25/11) untuk hadir diberikan pemberitahuan terkait dengan rencana penataan kawasan Malioboro, dengan merelokasi para PKL ke eks gedung bioskop Indra dan shelter di dekat Hotel Grand Ina”, ujar Sukino pada SURYAPOS.

Menurut salah seorang pedagang kuliner di kawasan Malioboro, Yati menuturkan jika rencana relokasi yang akan dilakukan oleh Pemkot dan Pemprov harusnya dipertimbangkan kembali, karena lokasi yang akan menjadi tempat relokasi sangat tidak strategis meski dinilai tempatnya representatif di sebuah gedung.

Tempat yang direncanakan untuk relokasi itu menurut kami terlalu sempit, tidak layak untuk jualan, terlebih tempatnya ada di lantai II, jelas akan menyulitkan pedagang untuk mencari pelanggan, yang dibutuhkan oleh kami para pedagang adalah laku bukan tempat di gedung”, ujar Yati.

Ditengah upaya bangkitnya para PKL setelah dihantam badai pandemi covid 19, ketika harus dipindahkan ke lokasi baru, kekhawatiran dari para PKL adalah kesulitan mencari pelanggan, mengingat saat ini di lokasi yang direncanakan untuk relokasi, tempatnya agak masuk kedalam ditambah dengan akses yang kurang memadai, hal ini menjadi sebuah kekhawatiran dari para PKL yang tergabung dalam Paguyuban Handayani.

Tidak bisa dipungkiri jika, Malioboro yang menjadi icon dari pariwisata di Yogyakarta memang harus terus berbenah, di tengah persaingan yang ketat dengan destinasi wisata yang lain, diperlukan sebuah kesamaan persepsi antara para pelaku wisata, pendukung wisata dan Pemerintah, guna menciptakan sebuah kawasan wisata yang bisa jadi andalan, kawasan wisata yang aman, nyaman dan mempunyai sebuah daya tarik tersendiri bagi para penikmat wisata.

AYO PASANG IKLAN
JIFFINA 2025
VENEERKAYU