Bantul (DIY), SURYAPOS.id – Polres Bantul mencatat sebanyak 12 kasus kecelakaan air, baik kecelakaan sungai maupun laut terjadi dari kurun waktu Januari – Juli 2024. Dari kasus tersebut, mengakibatkan sebanyak 6 orang meninggal dunia. Polisi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai terkait bahaya saat beraktivitas di air.
Terakhir terjadi kecelakaan sungai di Sungai Cawang Baros, pada Rabu (10/7/2024) sore. Akibat kecelakaan tersebut, MS, 33, warga Bogoran, Bantul meninggal dunia.
Kasi Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana mengungkapkan banyaknya korban kecelakaan air selama Januari hingga Juli 2024, hendaknya menjadi pengingat bagi semua masyarakat terkait bahayanya beraktivitas di sekitar periaran.
“Bagi pemancing di sungai, kami mengimbau agar lebih berhati-hati lagi pada saat memancing, baiknya tidak berenang atau turun ke sungai untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Jeffry, Jumat (12/7/2024).
Menurut Jeffry, para pemancing hendaknya mengetahui karakteristik sungai. Dari kedalamannya, alirannya, apakah ada bekas galian tambang atau tidak, hal ini harus diperhatikan. Apalagi bagi pemancing yang tidak bisa berenang, tentunya harus ekstra hati-hati jangan sampai terpeleset ke sungai.
Baca juga: Pimpin Sertijab Kasrem 072/Pamungkas, Begini Harapan Danrem
“Keselamatan harus tetap diutamakan dan langkah pencegahan harus diambil untuk menghindari kecelakaan serupa terjadi lagi,” tutur dia.
Selain itu, ia pun mengimbau agar para wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata pantai tidak mandi di laut.
Hal tersebut dilakukan agar menghindarkan wisatawan dari kecelakaan laut.
“Kami sampaikan kepada para wisatawan yang tengah berlibur di pantai supaya tidak mandi di laut, karena di laut selatan terdapat palung dan ombaknya besar,” kata Jeffry, Jum’at (12/12/2023).
Menurutnya, kawasan pantai di Kabupaten Bantul seperti Parangtritis, Parangkusumo, Samas, Goa Cemara, Kuwaru dan Baru dan lainnya, menyimpan potensi ancaman bahaya bagi wisatawan .
Berupa titik palung di sejumlah kawasan pesisir pantai. Apabila tak bisa berenang, maka wisatawan akan tergulung arus dalam.
“Paling berbahaya kalau airnya tenang. Arus balik bawah sangat deras, jadi memang dilarang untuk mandi di laut,” paparnya.
Respon (1)
Komentar ditutup.