Yogyakarta SURYAPOS – Masyarakat Ngayogyakarta Hadiningrat, terusik dengan merebaknya wacana untuk membubarkan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri, sikap penolakan ini dituangkan dalam sebuah Aksi Larung Sengkala, yang dilakukan oleh Komunitas Aku Cinta Indonesia (ACI) serta Warga Sekar Pangawikan di Tugu Golong Gilig dan bergerak menuju jembatan Gondolayu, 1 Km arah timur dari Tugu yang menjadi salah satu ikon dari wisata Yogyakarta pada Kamis (14/10).
Larung Sengkala sendiri diawali dengan memanjatkan doa setelahnya dilakukan ritual dengan iringan Kidung Larung Sengkala yang ditulis oleh R Bambang Nursinggih S.Sn., diikuti dengan panjatan doa agar Densus 88 tetap eksis dalam tugasnya melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari aksi terorisme.
Terlihat Komunitas ACI dan Warga Sekar Pangawikan dilengkapi dengan Bendera Merah Putih dan lambang Garuda Pancasila serta sebuah tokoh pewayangan buto cakil yang dianalogikan sebagai tokoh angkara murka, bergerak menuju jembatan Gondolayu sambil menembangkan kidung sengkala, diikuti dengan aksi sang buto cakil di sepanjang jalan.
Sesampai di atas jembatan Gondolayu, Komunitas ACI dan Warga Sekar Pangawikan sebagai bagian dari masyarakat Yogyakarta, menggelar ritual mengusir bebendu atau kekuatan jahat dari bumi Indonesia, dengan dilambangkan perusakan terhadap tokoh wayang buto cakil, tokoh yang digambarkan sebagai watak angkara murka di bumi, dan selanjutnya dibuang ke kali Code, sebagai simbol membuang angkara murka dari bumi Indonesia.
Menurut koordinator aksi, Ki Demang Wangsafyudin menuturkan kepada SURYAPOS jika, Komunitas ACI sebagai bagian dari masyarakat Ngayogyakarta Hadiningrat menyatakan sikap untuk terus mendukung keberadaan Densus 88, mengingat sejauh ini Detasemen Anti Teror Polri dinilai sangat efektif dalam membentengi Rakyat Indonesia dari aksi terorisme.
“Masyarakat Ngayogyakarta Hadiningrat sangat menyayangkan akhir-akhir ada beberapa pihak yang menyerang Densus 88 dan menginginkan Detasemen Anti Teror ini untuk dibubarkan, pandangan dan keinginan ini yang akan dilawan oleh masyarakat Ngayogyakarta Hadiningrat, melalui Aksi Larung Sengkala ini”, ujar Ki Demang.
Lebih lanjut Ki Demang menambahkan jika, sejarah sudah mencatat bagaimana Densus 88 saat ini, dalam upayanya melindungi NKRI dari aksi terorisme melalui kinerjanya sehingga dapat menggagalkan aksi teror terhadap Bangsa Indonesia, bahkan para pelaku teror di Bumi Indonesia bisa ditangkap dan dibawa ke Pengadilan.
“Larung Sengkala ini juga sebagai bagian dari doa masyarakat Ngayogyakarta Hadiningrat untuk melarung (membuang) Sengkala atau simbol kemungkaran/kejahatan, yang diawali dari Tugu Golong Gilig, yang merupakan filosofi dari bersatunya rakyat Ngayogyakarta Hadiningrat, hingga bergerak menuju jembatan Gondolayu, dengan simbol membuang angkara murka yang dilambangkan dengan dibuangnya tokoh buto cakil”, pungkas Ki Demang.