KAYU123
Sosial BudayaUmum

Kongres Diaspora Jawa Internasional ke-6 Digelar di Gunungkidul, Bupati: Momentum Penting

×

Kongres Diaspora Jawa Internasional ke-6 Digelar di Gunungkidul, Bupati: Momentum Penting

Sebarkan artikel ini
JIFFINA 2025

Gunungkidul (DIY), SURYAPOS.id – Kabupaten Gunungkidul menjadi tuan rumah Kongres Diaspora Jawa Internasional ke-6 yang berlangsung di Bangsal Sewokoprojo pada Jumat (13/06/2025). Acara ini menjadi ajang penting untuk mempertemukan para keturunan Jawa dari berbagai negara seperti Belanda, Suriname, Thailand, Malaysia, dan Singapura yang rindu akan tanah leluhur dan budaya asal mereka.

Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menyampaikan kebanggaan dan harapan besar terhadap momentum budaya ini.

PASARKAYU

“Melalui kongres ini, kita tidak hanya mengenang akar dan identitas kita sebagai bangsa Jawa tetapi juga meneguhkannya sebagai landasan untuk menatap masa depan. Inilah momentum bagi kita semua untuk saling menguatkan, mempererat jejaring dan membuka peluang kolaborasi di bidang budaya, ekonomi kreatif, pendidikan serta pariwisata,” tutur Bupati Endah.

Baca juga: Polri Hadir di Tengah Masyarakat, Polda DIY Luncurkan Bakti Sosial dan Kesehatan

Bupati juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Gunungkidul siap menindaklanjuti hasil pertemuan ini melalui berbagai bentuk kerja sama konkret, termasuk memperluas jangkauan produk-produk UMKM lokal ke mancanegara melalui jaringan diaspora.

“Saya tugaskan Pak Wakil Bupati untuk menjalin komunikasi lebih lanjut dengan ketua-ketua paguyuban diaspora, agar produk Gunungkidul bisa masuk ke pasar luar negeri lewat jaringan yang telah dibangun oleh Mbak Ine dan komunitas diaspora,” tuturnya.

Baca juga: Gunungkidul Bersih, Bupati Pimpin Gerakan Jumat Bersih di Pasar Besole

Lebih lanjut, Bupati merasa bangga karena Kabupaten Gunungkidul dipilih sebagai tuan rumah gelaran kongres diaspora Internasional yang selama ini hanya dilakukan di Keraton Yogyakarta.

“Kami berterima kasih kepada KPH Wironegoro yang menunjuk Kabupaten Gunungkidul menjadi tuan rumah kongres diaspora, yang selama ini hanya diterima di Keraton saja. Karena melihat komitmen kami tapi untuk menjaga budaya, jadi kami diuji coba untuk menjadi tuan rumah,” ungkapnya.

Bupati juga berharap agar kegiatan kongres diaspora ini bisa terus berlanjut dan diadakan di Kabupaten Pemkab Gunungkidul setiap tahunnya.

Baca juga: Beat Vs Beat di Jalan Kampung, Warga Bojonggede Bogor Patah Jari Tangan

“Harapan ini bisa terselenggara setiap tahunnya, apalgi kami kemarin pun sudah ditawari untuk menjadi Sister City Belanda oleh KPH Wironegoro, mudah-mudahan bisa terealisasi”, tutup Bupati.

Sementara itu, KPH Wironegoro selaku pendamping diaspora Jawa selama 15 tahun terakhir, menyampaikan bahwa kongres ini bukan hanya tentang nostalgia, namun juga penguatan identitas dan spiritualitas orang Jawa yang berada di luar negeri.

Baca juga: Rasulan di Gunungkidul, Tradisi Lestari yang Mengakar di Tengah Modernisasi

“Selama ini banyak diaspora Jawa datang ke tanah leluhur tanpa mendapatkan tuntunan budaya dan keilmuan. Melalui kongres ini, kami ingin meneguhkan identitas kultural mereka, mengenalkan kembali subosito dan tata krama Jawa. Ini bagian dari tanggung jawab kultural kami di Keraton Yogyakarta,” ujar KPH Wironegoro.

KPH Wironegoro juga mengapresiasi kepemimpinan Bupati Gunungkidul yang dinilai progresif dalam merawat dan melestarikan budaya Jawa. Ia berharap, para diaspora dapat menjadi ujung tombak pelestarian nilai-nilai luhur budaya Jawa di kancah global, terlebih di tengah dunia yang sedang tidak baik-baik saja.

AYO PASANG IKLAN
JIFFINA 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

VENEERKAYU