Scroll untuk baca artikel
IFFINA 2025 | ICE BSD
IFFINA 2025 | ICE BSD
IFFINA 2025 | ICE BSD
IFFINA 2025 | ICE BSD
Suryapos

Politeknik LPP Bersama BPDP gelar Bussines Match dan Workshop Produk UMKM

×

Politeknik LPP Bersama BPDP gelar Bussines Match dan Workshop Produk UMKM

Share this article
IFMAC 2025 | JAKARTA

Yogyakarta(01/10/2025) – Gelaran 2nd Expouse pada tanggal 01 Oktober 2025 dilaksanakan di auditorium LPP yang terdiri dari conference dengan topik keberlanjutan bisnis UMKM, acara yang berlangsung selama dua hari mulai tanggal 30 September sampai 1 Oktober 2025 mengulas tentang bussines match antara UMKM dan calon pembeli serta praktek pembuatan produk UMKM menggunakan bahan dari sawit. Pada sesi conference disampaikan oleh empat narasumber sebagai praktisi bidang kewirausahaan. Peserta conference diajak sharing bagaimana memulai, mempertahankan, berinovasi terhadap produk yang di tawarkan hingga bagaimana melihat peluang pasar terkait kemungkinan Kerjasama antara UMKM dengan stakeholders.


“UMKM sekarang perlu menampilkan wajah otentik produk, wajah local produk yang dipadukan dengan kualitas dan penampilan yang menarik, serta promosi melalui media sosial karena zaman sudah berubah, produk bisa saja tetap sama (otentik) namun metode promosi harus mengikuti perkembangan zaman”, tutur Ibu Riani Ernastuti selaku generasi ke-3 brand makanan Ibu Sosro Yogyakarta. UMKM bahkan di zaman sekarang bisa saling kolaborasi dalam wadah komunitas UMKM. “informasi terkait pasar, peluang Kerjasama hingga informasi pendampingan dapat diperoleh dari kami agar masing-masing UMKM di Yogyakarta dapat terkoneksi untuk membantu pertumbuhan UMKM”, ujar pengelola Si Bakul dari Dinas Koperasi dan UKM Yogyakarta.

IFFINA 2025 | ICE BSD

Dengan adanya kegiatan expouse ini juga memungkinkan mendapatkan informasi terkait model penjualan skala besar lintas daerah (pulau) bahkan pengiriman keluar negeri. “produk UMKM berpotensi untuk bisa dipasarkan lintas daerah bahkan hingga luar negeri selama memiliki unique point selling, syaratnya sederhana, memulai, amati, modifikasi, memulai kembali karena regulasi bisa dipelajari yang sulit adalah memulai lagi setelah gagal”, ujar Teguh Gumelar selaku pengusaha yang juga merupakan alumni Politeknik LPP. Beberapa UMKM terkadang bisa gagal dan tidak mau memulai Kembali, ini menjadi tantangan. “pegiat UMKM agar terus bangkit lagi setidaknya harus memahami 6 hal yaitu standarisasi produk, klasterisasi UMKM untuk supply bulk, digitalisasi, Co-Branding, Akses permodalan dan story telling pada produknya”, ujar Rifai Rahman Saputro selaku General Manager Hotel and Mice LPP Agronusantara.

Sesi selanjutnya diisi dengan presentasi dari beberapa UMKM yang akan menyampaikan company profile serta produk yang akan ditawarkan kepada beberapa calon pembeli, harapannya akan terjadi ketertarikan yang dapat berujung pada Kerjasama untuk membeli dan menjual produk UMKM. Ini menjadi menarik karena pelaku UMKM dipertemukan dan diberi kesempatan untuk mengiklankan produk mereka secara langsung ke calon pembeli. Dari 19 UMKM yang mengikuti program inkubasi bisnis pada hari pertama (29/9/2025), terdapat 5 UMKM yang berhasil melakukan pitching.

“Alhamdulillah produk kami dilirik oleh calon pembeli bahkan sudah ada penandatanganan MoU ketertarikan, walaupun ini belum mengikat namun ini menjadi awal kami dalam terus meningkatkan kualitas produk kami, terimakasih kepada Politeknik LPP dan BPDP karena telah menyelenggarakan rangkaian kegiatan expouse ini”, ujar salah satu pemilik UMKM yang berhasil pitching.
Sesi berikutnya adalah praktek pembuatan produk UMKM berbahan sawit yaitu lilin aromaterapi dari limbah minyak sawit dan kerajinan tanaman hias Kokedama menggunakan limbah sawit. Setiap peserta melaksanakan praktek sendiri dipandu oleh tim UMKM Politeknik LPP, setelah jadi maka hasil praktek tersebut juga dibawa pulang oleh para peserta sebagai souvenir tambahan dari kegiatan expouse kali ini. Peserta sangat antusias dalam melaksanakan praktek, seolah merasa informasi yang didapat di hari sebelumnya dapat tersalurkan. “expouse ini menjadi menarik karena ada prakteknya tidak hanya teori, kami melakukannya sendiri bukan kelompok dan hasilnya bisa kami bawa pulang, betul-betul bermanfaat kegiatan ini’, ujar salah satu peserta workshop.

UMKM menjadi salah satu penggerak perekonomian Indonesia. Namun, di tengah ketatnya persaingan global dan cepatnya perubahan pasar, UMKM dituntut tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga naik kelas agar bisa memberikan dampak lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat. Bertahan bukan lagi pilihan akhir bagi UMKM, tetapi langkah awal menuju peningkatan kualitas dan daya saing. Dengan strategi yang tepat dan dukungan berkelanjutan, Politeknik LPP Bersama BPDP berharap tidak hanya akan tetap eksis, tetapi juga mampu naik kelas sebagai motor penggerak UMKM terutama di Yogyakarta.

ANT

RHVAC INDONESIA 2025
AYO PASANG IKLAN
FLOORTECH INDONESIA 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IFFINA 2025 | ICE BSD