Scroll untuk baca artikel
IFFINA 2025 | ICE BSD
IFFINA 2025 | ICE BSD
IFFINA 2025 | ICE BSD
IFFINA 2025 | ICE BSD
PemerintahanUmum

Monev PAAREDI 2025 di Gunungkidul, Wabup Ingatkan Bahaya Konten Negatif dan Kecanduan Gawai

×

Monev PAAREDI 2025 di Gunungkidul, Wabup Ingatkan Bahaya Konten Negatif dan Kecanduan Gawai

Share this article
IFMAC 2025 | JAKARTA

Gunungkidul (DIY), SURYAPOS.id – Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, bersama Tim Penggerak PKK Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pola Asuh Anak dan Remaja di Era Digital (PAAREDI) tingkat DIY tahun 2025. Kegiatan tersebut berlangsung di Kalurahan Bendung, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul.

Ketua Umum Pokja I, Atik Wulandari, menyampaikan bahwa kegiatan monitoring dan evaluasi ini merupakan yang pertama dilakukan dalam program Pokja I. Tujuannya untuk menilai capaian rencana yang telah ditetapkan sekaligus meneguhkan komitmen pola asuh berbasis nilai budaya.

IFFINA 2025 | ICE BSD

Baca juga: Diduga Minum Pestisida, Pria 67 Tahun di Dlingo Meninggal Dunia

“Dari hiburan dan jamuan yang ditampilkan anak-anak, saya melihat keberhasilan mereka dalam mencintai permainan dan kebudayaan lokal. Ini bukti pola asuh berbasis budaya dapat berjalan baik,” ujar Atik.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Joko Parwoto menyampaikan apresiasi atas kerja sama antara PKK DIY, pemerintah daerah, dan masyarakat. Menurutnya, pola asuh anak di era digital harus adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Era digital membawa dua sisi mata uang. Di satu sisi memberi peluang ilmu dan kreativitas tanpa batas, tetapi di sisi lain menghadirkan tantangan serius seperti paparan konten negatif, perundungan siber, hingga kecanduan gawai. Pola asuh konvensional saja tidak cukup, kita harus menjadi orang tua dan pendidik yang melek digital,” tegas Joko.

Baca juga: Adu Banteng di Jalan Jogja-Wonosari, Dua Pemotor Tersungkur Bersimbah Luka

Wabup menambahkan, kunci utama pola asuh tetap bertumpu pada kasih sayang, komunikasi sehat, dan keteladanan. Karena itu, sinergi antara pemerintah, PKK, sekolah, tokoh masyarakat, hingga dunia usaha sangat diperlukan dalam membangun ekosistem yang mendukung tumbuh kembang anak secara sehat, aman, dan berkualitas.

“Pemuda harus berani bermimpi besar untuk masa depan bangsa. Kegiatan ini bukan hanya forum reflektif, tapi juga korektif agar pola asuh kita tepat sasaran di tengah gelombang teknologi yang disruptif,” katanya.

Baca juga: Buronan Kasus Pembunuhan Serda Rahman Ditangkap, Sepasang Kekasih Jadi Tersangka

Melalui forum ini, diharapkan lahir rekomendasi aplikatif yang tidak hanya bermanfaat bagi orang tua, tetapi juga para pemangku kebijakan dalam memperkuat ketahanan keluarga dan perlindungan anak.

“Mari jadikan DIY sebagai laboratorium parenting digital yang unggul. Kita ingin anak-anak tumbuh tidak hanya cakap teknologi, tetapi juga berkarakter kuat dan berakhlak mulia,” pungkasnya.

RHVAC INDONESIA 2025
AYO PASANG IKLAN
FLOORTECH INDONESIA 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IFFINA 2025 | ICE BSD