Kulonprogo SURYAPOS – Wakil bupati Kulonprogo, Fajar Gegana menerima audiensi dari para pedagang yang menempati lapak didepan stasiun Wates, pada Kamis (10/03), di Komplek Pemda Kabupaten Kulonprogo.
Fajar Gegana menjelaskan, saat ditemui SURYAPOS usai audiensi dengan para pedagang, maksud dan harapan para pedagang adalah meminta solusi terbaik terkait dengan permasalahan yang mereka hadapi, dan pihaknya juga menyambut baik kedatangan mereka untuk berdiskusi guna mendapatkan solusi yang tepat.
“Kami, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo juga sudah menerima audiensi dengan paguyuban PKL yang berada didepan stasiun Wates dan sementara ini, kami memberikan solusi atas permasalahan mereka, dengan memberikan alternatif untuk menempati kios di pasar Sentolo dan Bendungan”, jelasnya.
Lebih lanjut Fajar Gegana, juga mengharapkan agar para pedagang ini segera ada kesepakatan dengan PT.KAI, Pemkab Kulonprogo juga akan mendorong agar permasalahan itu ada solusinya dengan baik, sehingga kondusifitas di Kabupaten Kulonprogo tetap terjaga terutama untuk dimasa pandemi covid 19 ini.
“Kami mengharapkan untuk para pedagang dan PT.KAI agar segera mencapai titik temu, misalkan PT.KAI memberikan ruang dan disitu para pedagang menyewa atau melakukan kerja sama dalam bentuk MOU dan sebagainya, sehingga nanti PT.KAI dengan warga masyarakat Kulonprogo bisa lebih bersinergi dan semoga semua menjadi baik”, imbuh Fajar.
Pemkab Kulonprogo juga siap untuk memberikan ruang mediasi antara pedagang dengan pihak PT.KAI agar permasalahan ini bisa segera terselesaikan dengan baik.
“Kalo perlu kita juga akan memberikan ruang mediasi antara pedagang dengan pihak PT.KAI agar permasalahan ini bisa terselesaikan dengan baik”, pungkas Fajar Gegana.
Sementara itu menurut Kelik, salah satu perwakilan dari pedagang mengatakan bahwa para pedagang masih tetap ingin berjualan didepan stasiun Wates, dan pihaknya siap jika harus menyewa kepada PT.KAI.
“Niat kami ya kalau bisa ingin tetap berjualan disini, walaupun nanti kami harus menyewa, kami siap yang penting kami bisa berjualan disini”, ucapnya.
Kelik juga menambahkan pihaknya akan menagih janji PT.KAI yang waktu itu tahun 2014 saat penggusuran pertama, para pedagang dijanjikan akan dibuatkan sekitar 12 lapak untuk mereka tempati.
“Kami akan menagih janji yang diberikan PT.KAI waktu kami masih berjualan didalam stasiun wates dan kami digusur dengan alasan akan ada perluasan area parkir, tahun 2014 , PT.KAI menjanjikan kepada kami akan membangunkan 12 kios untuk kami tempati, namun setelah jangka waktu 3 bulan usai penggusuran, justru malah kami digusur lagi dan janji PT KAI belum juga ditepati”, tegas Kelik.