KENDARI. suryapos.id Korem 143/HO menyerahkan bantuan biaya pengobatan dan sembako bagi Muhammad Rifai (6) tahun, seorang anak yatim yang mengalami sakit Infeksi Paru sejak masih bayi pada Selasa (3/8).
Bantuan yang dikumpulkan dari Prajurit, PNS dan Persit Kartika Chandra Kirana dijajaran Korem 143/HO merupakan empati kepada sesama makhluk sosial untuk turut peduli dari Keluarga Besar Korem 143/HO untuk membantu kesulitan yang dialami oleh Muh Rifai, anak yang sejak usia 3.5 tahun sudah ditinggal mati oleh ayahnya dan sekarang dirawat oleh ibu dan kakeknya yang seorang buruh bangunan.
“Awal kami mendapat info dari video yang beredar di grup rekan–rekan wartawan yang tidak saja membuat kita iba, namun juga menyadarkan kita semua bahwa masih ada diantara kita yang membutuhkan uluran tangan“, ujar Letda Inf Rusmin Ismail, Plh Kapenrem 143/HO dalam pers rilisnya Selasa (3/8).
Korem 143/HO sebelumnya sudah mengarahkan Hartian untuk membawa Muh Rifai ke RS. Korem, namun disana tidak ada dokter spesialis paru sehingga jajaran Korem 143/HO memberikan bantuan biaya pengobatan dan sembako yang rencananya akan diserahkan oleh Danrem 143/HO Brigjen TNI Jannie Aldrin Siahaan namun karena ada kegiatan yang tidak bisa ditunda maka diwakili Kasi Pers Korem 143/HO Kolonel Arh Saptarendra Prasada S.T, M.M bersama beberapa pejabat utama Korem 143/HO dan Dandim jajaran Korem 143/HO.
“Baru terkumpul Rp 16.650.000,- untuk membantu pengobatan dan tadi sudah diserahkan, saat ini pengumpulan donasi dari Keluarga Besar TNI AD di Sultra masih berlangsung dan akan kita teruskan pada kesempatan berikutnya“, ujar Rusmin menambahkan.
Sementara itu Hartian, ibu dari Muh Rifai mengatakan bahwa anaknya telah menderita penyakit Infeksi Paru itu sejak lahir dan saat ini setiap bernapas selalu mendengkur, sudah pernah dibawa ke Puskesmas Puuwatu, RS Bhayangkara, RS Korem dan RS Bahteramas namun belum ada yang bisa menangani.
“Sejak pandemi Covid saya kesulitan untuk membawa Muh Rifai berobat, beruntung ada pak Babinsa (Serda Indra Jaya) yang sering membantu“, ujar Hartian yang sehari-hari untuk kebutuhan mengandalkan pendapatan dari bapaknya.
Sementara itu Haidir (52) tahun, kakek Muh Rifai tampak sangat terharu dengan penyerahan bantuan sembako dan biaya berobat untuk cucunya yang diserahkan oleh jajaran Korem 143/HO.
“Sekali lagi, terima kasih bapak–bapak Korem yang telah membantu kami“, ujar Haidir.
Haidir menambahkan untuk kebutuhan per minggu Muh Rifai sekitar 500 ribu, sedangkan pendapatannya sebagai buruh bangunan tidak menentu, sehingga sering meminjam pada saudara untuk menutup biaya pengobatan Muh Rifai.
“Saya juga mengucapkan terima kasih pada pak Babinsa yang sudah sering membantu dan mengantar Muh Rifai berobat“, pungkas Haidir.