Gunungkidul (DIY), SURYAPOS.id – Tradisi pembukaan Cupu Kyai Panjala kembali digelar pada Senin malam (29/9/2025) bertepatan dengan Malam Selasa Kliwon, 6 Bakdamulud 1959 Tahun Dal. Prosesi tahunan ini berlangsung di kediaman Medi Suminarno, trah dari mendiang Dwijo Sumarto, di Padukuhan Mendak, Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul.
Upacara adat turun-temurun yang dilakukan setiap Selasa Kliwon itu diyakini sebagai sarana perenungan dan pertanda perjalanan kehidupan setahun ke depan. Cupu Kyai Panjala dimaknai sebagai simbol atau media ramalan, dengan tiga cupu memiliki makna berbeda: Semar Tinandu melambangkan keadaan penguasa dan pejabat tinggi, Palang Kinantang menggambarkan masyarakat menengah ke bawah, sedangkan Kenthiwiri menggambarkan rakyat kecil.
Baca juga: Pelajar 15 Tahun Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Motor di Jalan Siraman-Pulutan
Acara ini diyakini lintas keagamaan dan dijadikan media penyelaras keharmonisan hubungan antarmanusia. Tak heran, tradisi ini telah masuk dalam kalender kearifan lokal Kabupaten Gunungkidul. Banyak warga percaya hasil ramalan tersebut sebagai doa memohon berkah dan keselamatan kepada Sang Pencipta.
Hasil pembukaan Cupu Kyai Panjala tahun ini menyingkap 31 simbol pada kain singep, di antaranya gambar ayam jantan menghadap barat, dua kepala menghadap timur dengan salah satunya merokok, wayang Narada, kambing, peta Sumatera, Pulau Jawa, tokoh pewayangan Semar dan Petruk, kayon jejeg, bintang, tikus, kepala brewok, hingga angka tiga. Terdapat pula gambar anak kecil, perempuan bersama anaknya, orang sembahyang rukuk menghadap kiblat, hingga anak menaiki hewan. Dari 31 simbol tersebut, empat lembar singep ditemukan dalam keadaan basah, sementara selebihnya kering.
Baca juga: Srawung Literasi di TBM Jembatan Siluk Yogyakarta
Selain simbol pada kain, arah kemiringan cupu juga diamati. Cupu Semar condong ke timur, Cupu Palang miring ke selatan, dan Cupu Kenthiwiri cenderung ke arah timur laut.
Menurut penafsiran sesepuh adat, munculnya ayam jantan dan kambing melambangkan dinamika pangan serta pertanda adanya kegaduhan kecil di tengah masyarakat. Peta Sumatera dan Pulau Jawa dianggap sebagai isyarat terjadinya peristiwa besar yang melibatkan hubungan antarwilayah di Nusantara. Kehadiran tokoh wayang seperti Narada, Petruk, Semar, serta kayon jejeg dipandang sebagai simbol pentingnya menjaga harmoni dan kebijaksanaan dalam menghadapi persoalan bangsa.
Gambar anak kecil, perempuan dengan anaknya, dan bocah menaiki hewan dimaknai sebagai pesan untuk memperhatikan generasi muda serta keluarga. Adapun simbol tikus, kepala brewok, dan babi diyakini sebagai peringatan akan sifat rakus, amarah, serta hawa nafsu yang bisa merusak keseimbangan hidup. Keberadaan empat singep basah ditafsirkan sebagai pertanda musim hujan yang lebih panjang dari tahun sebelumnya, sedangkan singep lain yang kering menunjukkan tetap adanya masa kemarau yang cukup kuat.
Baca juga: Hari Jadi ke-195, Pemkab Gunungkidul Ziarah ke Lima Makam Bupati Terdahulu
Sementara itu, arah doyongan cupu ke timur, selatan, dan timur laut dipandang sebagai gambaran bahwa perjalanan hidup masyarakat setahun ke depan akan banyak dipengaruhi oleh faktor alam, dinamika politik, dan arah ekonomi bangsa.
Prosesi Cupu Kyai Panjala diyakini bukan semata ritual budaya, melainkan sarana introspeksi. Seperti disampaikan sesepuh adat, simbol-simbol yang muncul adalah pengingat agar manusia selalu waspada, menjaga keseimbangan dengan alam, memperkuat gotong royong, serta senantiasa memohon perlindungan kepada Tuhan.
Berikut Hasil Prosesi Pembukaan Singep Cupu Kyai Panjala 2025:
- Siseh kulon Gambar pitek lanang madep ngulon
- Siseh kidul wetan ono Gambar sirah 2 sing madep ngetan mangap singulon ngrokok
- Siseh kidul kulon gambar wayang Narodo
- Siseh Lor kulon Ono Gambar Wedus madep ngetan
- Siseh wetan ono gambar pulo Sumatera
- Siseh lor Wetan ono wong lungguh madep ngetan
- Siseh kulon ono gambar bintang
- Siseh wetan ono gambar wong lungguh madep ngetan
- Siseh kidul ono Gurem
- Siseh wetan ono gambar Layangan nduwe buntut
- Siseh Wetan ono Gambar Tikus
- Siseh wetan Ono gambar sirah Brewok
- Siseh lor kulon gambar ndas Wayang
- Siseh kulon ono ongko 3
- Siseh kulon ono Gambar Wayang Petruk Madep Ngulon
- Siseh wetan ono gambar ndas lanang ikettan
- Siseh kulon ono Gambar wong sembayang Rukuk madep kiblat
- Siseh lor wetan ono tulisan Arab Alif
- Siseh wetan ono Gambar Ndas Singo
- Siseh kulon ono gambar babi madep ngetan
- Siseh kidul ono bocah nunggang kewan
- Siseh kulon ono gambar Semar madep ngalor
- Siseh wetan ono gambar Tlapak Tangan
- Siseh Wetan ono Gambar Pulo jowo
- Siseh kidul kulon ono Gambar sirah wong mripate mlolo
- Siseh lor Gambar Kayon Jejeg
- Siseh kulon ono gambar Iwak Banyu
- Siseh kidul kulon ono bocah cilik nganggo rok
- Siseh wetan ono ongko 3
- Siseh kidul kulon ono gambar wong wadon karo anake.
- kaine/singep sing teles 4 lembar. Liyane garing kabeh
Arah lan madepe cupu
- Cupu Semar kinandu doyong ngetan
- Cupu Palang kinantang doyong Ngidul
- Cupu kenthi wiri doyong Ngalor ngetan.