GPPE 2024

Sarasehan Kebinekaan, Elemen Masyarakat Bantul Menolak Politik Identitas

PASARKAYU
SaeXpo 2023 Jogja

BANTUL (D.I. YOGYAKARTA), SURYAPOS.id – Dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan RI, Generasi Z dari Nahdlatul Ulama (NU) Ikatan Pelajar NU-Ikatan Pelajar Putri NU (IPNU-IPPNU) Bantul menggelar Sarasehan Kebinekaan dengan mengundang selumlah elemen masyarakat Bantul dari perwakilan organisasi kepemudaan (OKP), organisasi kemasyarakatan (ormas), mahasiswa, relawan, dan pegiat media sosial (medsos), di Resto Ingkung Joglo Pring Waroeng Ndesso Dusun Santan RT.01, Guwosari, Pajangan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Danil Mawardi selaku Ketua IPNU Bantul menyampaikan bahwa dalam mengisi kemerdekaan salah satunya dengan memperkuat persatuan dan kesatuan, menjalin silaturahmi antar organisasi untuk bersama sama menuju Indonesia Maju.

AYO PASANG IKLAN

Lebih lanjut Danil menerangkan tema yang diangkat dalam sarasehan ‘Merajut Ukhuwah Wathaniyah di tengah Potensi Ancaman Politik Identitas Jelang Kampanye Pemilu 2024,’ ukhuwah wathaniyah sendiri bermakna ikatan persaudaraan yang terdiri dari berbagai macam ras, suku, budaya, maupun agama.

Dampak dari Politik Identitas adalah rusaknya persatuan di masyarakat, polarisasi agama, intoleransi, dan konflik sosial.

Oleh karena itu, menjelang tahapan kampanye pemilu 2024 selaku generasi muda menginginkan persatuan dan kesatuan akan tetap terjaga, sehingga dampak situasi politik nantinya dapat diminimalisir.

“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat di Bantul khususnya generasi muda bisa berperan bersama-sama sebagai pelopor dalam mewujudkan pemilu yang damai, sejuk, dan bermartabat,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Selasa 22 Agustus 2023.

Sarasehan tersebut menghadirkan perwakilan dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DIY dan Civitas Akademika Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Komisioner Bawaslu DIY Sutrisnowati, S.H., M.H., M.Psi. menyampaikan bahwa pemilih milenial di DIY ada sekitar 51 persen, semua memiliki peran dalam menentukan hasil pemilu yang berintegritas, bisa melalui media sosial yang positif.

“Generasi muda akan menjadi pelopor untuk mencegah adanya praktek politik identitas, melalui komunitas generasi muda menjadi salah satu pioner dalam pencegahan. Kemudian saat proses pemilu bukan lagi menjadi pelopor namun menjadi pelapor, dimana adanya pelanggran pada proses pemilu,” ungkapnya.

Dosen Fakultas Hukum UII Dian Kus Pratiwi, S.H., M.H. mengatakan, secara akademis politik identitas tidak dapat terhindar karena dimana masyarakat Indonesia memang terkelompok kelompok mulai dari agama suku dan ras.

“Namun demikian yang harus kita hindari yaitu jangan sampai keberagaman ini ditumpangi menjadi alat penyebar kebencian kepada lawan politik melalu suku agama dan ras,” ucapnya.

Kegiatan sarasehan diikuti oleh perwakilan komunitas dan organisasi antara lain Front Anti Komunis Indonesia (FAKI) Bantul, Ranggagas (RGG) Solidarity 04 Bantul, Ikatan Mahasiswa Bantul (IMABA), Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Bantul, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI), Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Trah Kulon, Info Cegatan Jogja (ICJ), dan 234 Solidarity Community (SC).

Di akhir, kegiatan ditutup dengan Deklarasi Tolak Politik Sara, Tolak Ujaran Kebencian, dan Tolak Berita Hoax dengan membentangkan spanduk petisi yang ditanda tangani Elemen Masyarakat Bantul dengan bertuliskan ‘Menolak Segala Bentuk Politik Identitas yang Dapat Memecah Belah Persatuan dan Kesatuan’ dan ‘Mewujudkan Pemilu 2024 yang Bermartabat, Damai, Kondusif, serta Bebas dari Intoleransi dan Konflik Sosial.’***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IFMAC & WOODMAC 2024