GPPE 2024

Keberadaan Ungkrung Jati Membawa Berkah Tersendiri bagi Masyarakat Wilayah Utara Gunungkidul

PASARKAYU
SaeXpo 2023 Jogja

Gunungkidul (DIY), SURYAPOS.id – Ulat Jati (Hyblaea Puera) atau Enthung Jati dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan kepompong ulat jati, sedangkan dalam bahasa Jawa sering disebut dengan ungkrung, ungker atau enthung merupakan salah satu makanan yang populer diwilayah Gunungkidul.

Enthung Jati sendiri, biasanya dapat ditemukan dibawah pohon Jati yang biasanya berada ditumpukan daun Jati yang telah rontok dan mengering.

AYO PASANG IKLAN

Seperti halnya yang dilakukan oleh Wasilah (52) warga Padukuhan Gagan, RT 01/RW 05, Kalurahan Pengkol, Kapanewon Nglipar, ia yang kesehariannya memiliki aktivitas sebagai seorang pedagang sayur keliling, sejak seminggu terakhir Wasilah memiliki pendapatan tambahan yang diperoleh dari mencari ungkrung Jati.

Wasilah menceritakan, sebelum mencari Ungkrung Jati diwilayah yang masih terbilang dekat dengan rumahnya yaitu diwilayah Padukuhan Pengkol, Kalurahan Pengkol, Kapanewon Nglipar, Wasilah bahkan untuk mencari Ungkrung Jati, dia mencarinya sampai diwilayah Wonogiri, Jawa Tengah.

Harga jual dari Ungkrung Jati yang terbilang cukup fantastis bahkan bisa mencapai Rp150 ribu/kg menjadi alasan tersendiri bagi Wasilah yang harus memiliki niat tinggi sampai harus mencarinya ke luar daerah.

“Iya mas, Allhamdulillah dengan adanya Ungkrung Jati ini bisa menjadi penghasilan tersendiri bagi keluarga. Sehari saya pastikan bisa mendapatkan Ungkrung 1 Kg,” kata Wasilah kepada Wartawan Senin (25/12/2023).

Kata Wasilah, Ungkrung Jati yang didapatkan biasanya dijual kepada seorang pengepul yang ada diwilayahnya. Ia mengatakan, jika 1Kg Ungkrung Jati biasanya dihargai Rp 130 ribu bahkan bisa mencapai Rp 150 ribu/Kg. Tetapi, ia juga kadang menjualnya kepada tetangga ataupun orang lain yang berkenginan untuk membelinya tidak semua (separo) atau dalam bahasa jawa disebutnya Nempil.

“Ini menjadi berkah buat kami mas, walaupun untuk ukuran saat ini Ulat Jati kecil kecil karena kekurangan air hujan,” tambahnya.

Selain Wasilah, Sujimah (42) yang merupakan warga Padukuhan Pengkol, Kalurahan Pengkol, Kapanewon Nglipar mencari Ungkrung Jati sejak seminggu terakhir menjadi kegiatan rutinnya setelah menyelesaikan pekerjaan sebagai seorang ibu rumah tangga.

Kata Jimah, Ungkrung Jati yang didapatkan saat ini ia konsumsi sebagai lauk maupun camilan bagi keluarganya. Ungkrung Jati ataupun Ulat Jati makanan yang terbilang cukup Ekstrim bagi sebagian masyarakat, dikeluarga Sujimah ia beranggapan bahwa tekstur rasa dari olahan Ungkrung Jati atau Ulat Jati menurutnya tidak mengalahkan dari rasa daging Sapi.

“Setidaknya ini bisa mengurangi pengeluaran kami untuk membeli lauk untuk anak-anak, dengan adanya Ungkrung Jati ini saya hampir setiap hari makan dengan lauk Ungkrung Jati,” ucapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IFMAC & WOODMAC 2024