SosialUmum

Lahan Pertanian di Selatan Gunungkidul Diserang Kawanan Kera Ekor Panjang, Lurah Planjan : Jumlahnya Ratusan

Gunungkidul, SURYAPOS.id – Serangan kera ekor panjang (Macaca Fascicularis) dilahan pertanian penduduk khususnya bagi petani yang berada diwilayah Selatan kabupaten Gunungkidul semakin meresahkan. Kera ekor panjang yang hampir setiap harinya menjadi musuh para petani biasanya datang bergerombol, tidak hanya berjumlah satu atau dua ekor bahkan bisa mencapai ratusan ekor.

Menurut keterangan dari Sarito (50) warga Padukuhan Planjan, RT 03/RW 11, Kalurahan Planjan, Kapanewon Saptosari, ia mengeluhkan dengan serangan kera ekor panjang yang terjadi saat ini. Bahkan benih kacang yang baru selesai ditanam setelah di tinggal pulang dari ladang pagi harinya sudah habis dimangsa oleh kawanan kera tersebut.

Beberapa macam cara menurut cerita Sarito telah dilakukan, termasuk dengan memasang jaring, menggunakan petasan, bahkan menyiapkan senapan untuk mengusir kawanan kera tersebut. Usaha yang ia lakukan bersama dengan petani yang lain setidaknya bisa untuk mengurangi kerugian yang lebih besar.

“Berbagai macam cara kami lakukan, agar kera itu tidak sampai menghabiskan benih yang baru ditanam maupun hasil ladang yang sudah siap dipanen, setidaknya masih ada sisa untuk dibawah pulang,” tuturnya mengeluh (04/02/2023).

Ia bersama warga yang lain berharap kepada pemerintah untuk segera membantu mengatasi masalah kera ekor panjang yang sudah menghancurkan lahan pertanian mereka. Salah satu caranya ia mencontohkan, pemerintah diharapkan mencoba dengan menanam pohon yang bisa menghasilkan buah dihutan tempat kawanan kera bersembunyi.

Sementara itu Lurah Planjan Muryono Asih Sulistyo, saat dikonfirasi awak media melalui sambungan telepon seluler mengatakan , pihaknya sampai saat ini juga telah berusaha keras agar serangan kera ekor panjang yang hampir meluluh lantakkan area lahan pertanian penduduk diwilayahnya segera dapat diatasi.

Menurutnya, serangan kera ekor panjang ini salah satunya disebabkan oleh penebangan pohon milik penduduk dengan tidak memperhatikan keberadaan kawanan kera yang terdapat di area hutan tersebut. Sehingga menurutnya, kera ekor panjang tidak ada tempat lagi untuk mencari makan diwilayah hutan yang ditebang.

“Tidak hanya menyerang lahan pertanian penduduk saja, bahkan saat ini beberapa warga ada yang melaporkan kera ekor panjang tersebut sudah mulai masuk ke rumah-rumah penduduk,” jelasnya.

Komunikasi untuk mencari solusi dengan berbagai pihak dikatakannya sudah sering dilakukan, seperti halnya dengan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam ( BKSDA), Dinas Pertanian, Kehutanan, dengan harapan ada langkah kongkret agar serangan kera ekor panjang tidak sampai berdampak pada kerugian yang lebih besar khususnya dilahan pertanian penduduk.

“Mudah-mudahan segera ada solusi untuk mengatasi masalah ini, yang dilakukan petani saat ini mencoba dengan cara mereka sendiri, salah satunya pakai jaring ataupun dengan menunggu ladang yang sedang mereka tanami,” pungkas Lurah Planjan.

Exit mobile version