KAYU123

Penjelasan RSUD Ambarawa Terkait Penusukan Perawat Oleh Keluarga Pasien.

PASARKAYU
SaeXpo 2023 Jogja

AMBARAWA. suryapos.id RSUD Ambarawa dibuat geger dengan aksi tidak terpuji keluarga pasien yang melakukan penusukan terhadap perawat yang sedang bertugas dengan menggunakan gunting yang diambil dari ruang nurse station hingga mengakibatkan dua orang perawat, Sinta Mega dan dan Edi Gunadi mengalami luka robek pada ditangan akibat terkena sabetan gunting pada Jumat (23/7).
 
Menurut Manager Ruang Isolasi Anyelir RSUD Ambarawa, Meisasi Widyastuti dalam keterangan tertulisnya yang diterima suryapos.id menjelaskan, peristiwa bermula dari kedatangan pasien An.Nyonya NH yang mengalami pneumonia reaktif Covid 19 sesuai dengan hasil rapid tes antigen.pasien datang dalam kondisi penurunan kesadaran dan hipertensi pada Jumat (23/7) sekitar pukul 00.30 WIB.
 
Pasien datang dari IGD dengan kondisi kesadaran sopor dan terpasang NRM 15, sesuai dengan SOP sebelum masuk ruang isolasi Anyelir petugas melakukan edukasi terkait dengan tata tertib dan segala resiko serta konsekuensi kepada pihak keluarga pasien.
 
“Keluarga pasien tampak bimbang karena tidak diizinkan untuk menunggu atau menjenguk pasien, selanjutnya keluarga minta agar pasien segera diantar ke kamar”, ujar meisasi.
 
 Setelah pihak keluarga bermusyawarah hingga menyetujui tata tertib di ruang rawat isolasi Anyelir dengan catatan adanya permintaan untuk keluarga pasien agar bisa mengakses langsung cctv diruang  isolasi, menerima hasil laporan ttv pasien dan pemberian minum pasien setiap 10 menit sekali.
 
 Setelah menerima penyampaian persyaratan dari pihak keluarga pasien, tim medis kembali melakukan edukasi pada pihak keluarga pasien bahwasannya cctv tidak bisa diakses oleh keluarga pasien namun apabila keluarga ingin mengetahui kondisi pasien bisa langsung ke nurse station, mendapati penjelasan dari tim medis pihak suami pasien menuding tata tertib ini tidak masuk akal dan menuding adanya rekayasa.
 
 Pukul 00.40 WIB tim medis melakukan monitoring terhadap pasien dengan hasil kesadaran sopor TD 80/50, HR 120, SP02 81%  sehingga dilakukan tindakan pemasangan oksigen double NRM 15 Lom+ NC 5 lpm, sehingga didapatkan hasil evaluasiTD pasien naik menjadi 120/70 SP02 91%.
 
Pukul 01.55 WIB keluarga menanyakan ttv pasien juga menanyakan kenapa saturasi bisa turun dan langsung menerobos masuk keruang isolasi dan marah-marah ingin menunggui pasien dan memaksa untuk membawa pasien ke IGD, tim medis koordinasi dengan IGD dan supervisi kemudian pasien dibawa ke IGD.
 
Pukul 03.00 WIB keluarga meminta agar pasien dipindahkan ke ruang isolasi Anyelir, mendapati hal tersebut kembali tim medis memberikan edukasi pada keluarga tentang tata tertib dan aturan diruang isolasi Anyelir dan keluarga menyanggupinya.
 
Pukul 03.30 tim medis kembali melakukan edukasi pada suami pasien dan adik pasien di ruang IGD dan mengabarkan bahwa pasien dalam kondisi kritis, mendapatkan kabar ini keluarga pasien tampak bimbang dan tim medis mempersilahkan keluarga untuk bermusyawarah sampai ditemukan kesepakatan antar anggota keluarga.
 
Pukul 04.30 WIB, keluarga meminta pada tim medis agar pasien kembali dibawa ke ruang isolasi dan jika pasien sudah sadarkan diri meminta pada dr DPJP untuk memeriksa rutin pasien.
 
Pukul 10.10 WIB pasien dibawa keruang isolasi dan tim medis kembali memberikan edukasi kondisi pasien dan tata tertib diruang isolasi.
 
Pukul 12.30 WIB perawat mengabarkan pada keluarga tentang kondisi pasien yang semakin menurun dengan SP02 40%-50% dan suami pasien bisa memahami dan menerima.
 
Pukul 13.45 kondisi pasien dan perawat mencari keluarga diruang tunggu namun tidak ketemu kemudian perawat mencoba menghubungi keluarga menggunakan ponsel dan diterima oleh adik pasien.
 
Pukul 14.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia, dan tidak berapa lama suami pasien datang, dokter dan perawat yang bertugas memberitahukan bahwa pasien tidak dapat tertolong serta memberitahukan prosedur tentang Pemulasaraan jenazah dengan protokol Covid 19, suami pasien bisa menerima dan memahami penjelasan dokter dan perawat.
 
Pukul 15.00 WIB keluarga pasien memaksa masuk untuk melihat dan memfoto pasien diruang isolasi,namun ditahan oleh Satpam sehingga membuat keluarga pasien tidak terima akan hal tersebut.
 
Tim medis kembali memberikan edukasi pada keluarga dan akan memfasilitasi salah satu keluarga untuk ikut dan terlibat pulasara jenazah dengan memberikan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
 
Namun tiba-tiba salah satu keluarga pasien mengambil sebuah gunting di ruang nurse station dan mengacung-acungkan gunting dalam posisi terbuka, perawat Sinta Mega dan Edi Gunadi berusaha menahan agar gunting tidak digunakan untuk melukai orang lain,sehingga membuat pelaku semakin berontak hingga melukai kedua tangan perawat.
 
Pelaku berhasil diamankan oleh Satpam dan beberapa orang yang ada di nurse station dan diserahkan pada Polsek Ambarawa untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

IFMAC & WOODMAC 2024