Sosial Budaya

Pembeli 3 Mobil Mewah Untuk Hadiah Ulang Tahun, Ternyata Sekdes.

Pati SURYAPOS – Nur Chamim seorang Sekretaris Desa (Sekdes) di Desa Gajihan Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah membuat heboh dengan aksinya memborong 3 unit mobil mewah yakni 1 unit Rubicon, 1 unit Honda HRV dan 1 unit Toyota Alphard untuk hadiah ulang tahun anak dan saudara kandungnya.

Jika merunut dari penghasilan seorang Sekdes yang sudah diatur dengan pasal 81 Peraturan Pemerintah (PP) No 11 Tahun 2019 tentang Perubahan kedua atas PP No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang berbunyi sebagai berikut, “Besaran Penghasilan Tetap Sekretaris Desa paling sedikit Rp 2.224.420,- atau setara dengan 110% dari Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil Golongan IIA”, jadi tidak heran ketika aksi Nur Chamim ini menuai banyak tanggapan dan komentar dari netizen +62.

Aksi Nur Chamim yang memborong 3 mobil mewah ini banyak menuai tanggapan dari netizen +62 setelah diunggah di akun Instagram @undercover.id, banyak netizen +62 yang tidak mengetahui latar belakang dari sosok Nur Chamim yang ternyata juga adalah seorang pengusaha madu dan properti yang sukses di Pati selain menjabat sebagai Sekdes di Desa Gajihan Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati, juga aktif berkiprah di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Pati sebagai Dewan Pembina.

Sosok Nur Chamim dikenal aktif dalam dunia usaha sehingga dipercaya juga sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) Kabupaten Pati dan Ketua Bidang Pariwisata Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Pati, sehingga dirinya dikenal sukses dalam dunia usaha.

Saat dikonfirmasi oleh SURYAPOS terkait dengan aksinya yang viral ini, Nur Chamim menuturkan jika dirinya bisa seperti ini bukan karena sosok seorang Sekdes, namun dari kerja kerasnya sebagai seorang pengusaha yang bisa mengantarkannya untuk bisa memberikan apa yang diminta oleh anak-anaknya.

Selain sebagai Sekretaris Desa, saya juga seorang pengusaha, yang dulunya juga orang tidak punya apa-apa, jadi apa yang saya berikan pada anak-anak saya adalah kebalikan dari masa kecil saya, maka sekarang saya tanamkan pada diri saya, apapun akan saya berikan untuk anak-anak saya, sepanjang itu permintaan yang positif”, ujar Nur Chamim.

Sosok yang sangat memperhatikan keluarga ini juga berujar jika dulu dirinya juga sempat mengalami pahit dan getirnya orang tidak punya, bahkan sewaktu lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) orang tuanya tidak mampu untuk mengambil ijazahnya, hingga membuat Nur Chamim harus berhenti sekolah dan memutuskan bekerja sebagai kuli bangunan di Jakarta.

Untuk itu saya selalu mengingatkan kepada rekan-rekan saya, meski disibukkan dengan kegiatan bisnis dan pekerjaan, hendaknya jangan melupakan keluarga dan utamakan keluarga“, ujar Nur Chamim.

Exit mobile version