Nasional

KSAD Launching Buku, “Dudung Abdurrahman Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleran”.

Jakarta SURYAPOS – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman S.E., M.M., menggelar launching buku, “Dudung Abdurachman Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi”, pada Sabtu (29/01) di Balroom B Hotel Rafles Jakarta, dalam buku yang ditulis oleh Raylis Sumitra ini menceritakan tentang sepak terjang berikut kebijakan dari Jenderal TNI Dudung Abdurachman S.E., M.M., saat menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) Jaya/Jayakarta.

Hadir dalam launching buku tersebut sejumlah pejabat dan tokoh nasional diantaranya adalah, Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki, Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) dan Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM) Jenderal TNI (Purn) Prof Dr A.M Hendropriyono, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang juga Ulama Kharismatik, Habib Luthfi Bin Yahya, Ulama NU Gus Ahmad Muwafiq, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono S.E., M.M., Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo S.E., M.P.P., Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (Purn) Prof Dr Budi Gunawan S.H., M.Si.

Dalam pandangan mantan Pangkostrad ini ditulis jika, kita semua saat ini mewaspadai adanya kelompok Intoleransi, yaitu gerakan-gerakan yang ingin merobohkan 4 pilar Kebangsaan yang harus dijaga bersama yakni, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945, hal-hal seperti ini tidak boleh terjadi karena bisa menggoyahkan Indonesia serta persatuan dan kesatuan.

Saya meminjam istilah dari Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. A.M Hendropriyono dalam pengantar yang ditulis pada buku ini, pembiaran gerakan intoleransi di Indonesia sangat berbahaya, karena sifat dari gerakan intoleransi adalah terorisme”, ujar Abituren Akmil tahun 1988 ini.

Lebih lanjut disampaikan oleh Dudung jika dirinya sepakat dengan Habib Luthfi Bin Yahya bahwa, untuk tidak pernah memberikan peluang sejengkal pun pada kelompok Intoleransi.

Kita pegang teguh 4 pilar kebangsaan dan komitmen kita untuk merah putih tidak boleh ditawar lagi, Indonesia terlahir dari keberagaman dan perbedaan, dalam perbedaan itulah terletak kekuatan kita sebagai bangsa”, ujar Dudung.

Lebih lanjut disampaikan oleh oleh Dudung jika, selaku KSAD dirinya sudah memerintahkan pada seluruh jajaran TNI AD, agar tidak ragu-ragu menghadapi mereka dan jangan berlebihan, mengingat pesatnya perkembangan gerakan-gerakan mereka.

Seperti diketahui bersama, sepak terjang Jenderal TNI Dudung Abdurachman S.E., M.M., saat menjabat sebagai Pangdam Jaya/Jayakarta pada 2020 lalu, yang melucuti sejumlah baliho serta segala atribut dukungan pada pimpinan FPI, Rizieq Shihab menuai dukungan dari banyak pihak sekaligus kontroversi bagi sebagian orang, namun dengan tegas Jenderal kelahiran Kota Bandung ini dengan tegas mengatakan jika, “Siapapun di negeri ini, ini negara hukum, harus taat pada hukum, kalau masang baliho sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajak dan tempatnya ditentukan, jangan seenaknya sendiri, seakan-akan paling benar“, ujarnya pada (20/11/2020).

Saat itu Dudung juga mewanti-wanti agar, jangan coba-coba untuk mengganggu persatuan dan kesatuan, sebuah ketegasan yang saat itu menuai banyak dukungan dari berbagai kalangan.

Exit mobile version