Sosial Budaya

Aliansi Ormas PETA DIY Gelar Pernyataan Sikap Tolak Gerakan Separatis, Terorisme Dan Radikalisme.

Yogyakarta SURYAPOS – Sejumlah Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar aksi penolakan terhadap aksi separatis, radikalisme dan terorisme di wilayah DIY khususnya dan secara umum di Indonesia, pada Kamis (23/12) di kawasan Titik Nol Km, yang diikuti oleh sejumlah massa dari Aliansi Ormas PETA DIY yang diinisiasi oleh Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat IB) dibawah komando Ketua DPW Pekat IB DIY, Dani Eko Wiyono S.T., M.T., selaku Koordinator Aliansi Ormas PETA DIY, Forum Komunikasi Jogja Rembug (FKJR) dipumpin langsung Ketua Umum, Kanjeng Suryo, Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Paksi Katon di bawah komando Ketua Umum, Muhammad Suhud dan Trengginas Merah Putih (TGMP) dibawah pimpinan Ketua Umum Heru Nugroho S.Sos.

Dalam aksinya Aliansi Ormas PETA DIY, menyoroti serta menyikapi berbagai gerakan separatis, terorisme dan radikalisme yang terjadi secara umum di Indonesia dan khususnya di wilayah DIY, mengingat DIY adalah miniatur daripada Indonesia, jadi harusnya tidak ada lagi aksi-aksi memaksakan kehendak daripada kepentingan elit-elit tertentu, kekerasan di segala bidang, penolakan terhadap keberagaman suku budaya, ras dan agama, upaya-upaya mengganti atau menghapus Pancasila dan ini harus direalisasikan oleh Pemerintah, agar terwujud kesejahteraan umum (Bonum Commune) khas Indonesia yang bercirikan semangat gotong royong dalam keberagaman Indonesia.

Menurut Koordinator Aksi Aliansi Ormas PETA DIY, Dani Eko Wiyono S.T., M.T., yang juga Ketua DPW Pekat IB DIY menyampaikan jika pada dasarnya Aksi kali ini adalah bentuk rasa cinta dan memiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekaligus prihatin dengan gerakan separatis, terorisme dan radikalisme secara umum di Indonesia dan khususnya di wilayah DIY, jangan sampai karena menuruti nafsu segelintir oknum, persatuan dan kesatuan yang dibangun diatas keberagaman oleh para pendiri bangsa, dapat merusak keutuhan NKRI.

Dan pada prinsipnya, kami sangat bangga memiliki saudara-saudara kami dari Papua, yang saat ini sedang menuntut ilmu atau sedang bekerja di DIY yang sangat baik saat berproses selama ini, namun yang kami sayangkan ada segelintir oknum yang memaksakan kehendak dengan melakukan pengibaran bendera Bintang Kejora pada 1 Desember 2021 di kawasan Titik Nol Km, hal ini sangat melukai dan menciderai hati rakyat Indonesia umumnya dan masyarakat DIY khususnya, yang telah bersusah payah menjaga keutuhan NKRI diatas keberagaman”, ujar Dani pada SURYAPOS di lokasi aksi, Kamis (23/12).

Lebih lanjut disampaikan oleh Dani jika, pihaknya dan segenap Aliansi Ormas PETA DIY mendesak kepada Pemerintah untuk benar-benar serius dalam menanggapi kasus separatis, terorisme dan radikalisme di DIY secara khusus dan Indonesia secara umum, agar segera terwujud kesejahteraan umum (Bonum Commune) yang khas Indonesia.

Dalam Aksi yang diinisiasi oleh Pekat IB DIY dan didukung oleh FKJR, FKPM Paksi Katon dan TGMP ini memberikan pernyataan sikap yang terdiri dari 5 poin, yang dibacakan secara bersama-sama oleh Pimpinan Aliansi Ormas PETA DIY serta diikuti oleh massa aksi, diantaranya adalah :

  1. Menolak gerakan Separatis, Terorisme, Radikalisme dan Komunisme adalah musuh bersama.
  2. Menolak segala bentuk Separatis, Terorisme, Radikalisme dan Komunisme.
  3. Kami menjaga dan membela kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  4. Kami membela Pancasila, NKRI adalah Harga Mati, maka siapapun yang mengganggu akan kami Libas !!!
  5. Melawan gerakan mereka bersama Rakyat Indonesia dan Aliansi Ormas Pembela Tanah Air, apabila aparat tidak lagi bersikap menekan gerakan mereka dan mereka yang menyatakan diri sebagai Warga Negara Indonesia dan benar-benar membela NKRI pasti merasakan bila harga diri kita tercabik-cabik dengan pengibaran bendera Bintang Kejora di Titik Nol Km pada 1 Desember 2021.

Exit mobile version